85 Persen WNI di Lebanon Gunakan Hak Pilih
Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan WNI di Beirut hanya sekitar 1700 orang.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lebanon mencatat sebanyak 151 orang atau 85 persen Warga Negara Indonesia (WNI) dari jumlah 188 orang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Negara Lebanon menggunakan hak pilih. Pemungutan suara dilaksanakan tanggal 14 April 2019 waktu setempat.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari, mengatakan WNI di Beirut hanya sekitar 1700 orang.
Sebanyak 1310 orang diantaranya adalah Prajurit TNI yang sedang bertugas di Lebanon sebagai Kontingen Garuda (KONGA) XXVIII-K/UNIFIL 2019.
Untuk data pemilih, dia menjelaskan, di Lebanon, sesuai data PPLN Beirut, jumlah pemilih adalah sebanyak 188 orang yang terdaftar di DPT.
Namun 10 orang telah meminta surat pindah memilih, sehingga jumlah pemilih di Lebanon adalah sebanyak 178. Selain itu terdapat 6 orang pemilih tambahan atau menggunakan formulir A5 dan 19 orang pemilih khusus.
Baca: Batas Akhir Pelunasan Biaya Ibadah Haji Tahap Pertama Ditutup 15 April
"Pada saat TPS ditutup pada pukul 18.00 waktu Beirut, berdasarkan hitungan KPPSLN, jumlah WNI yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak suaranya adalah sebanyak 151 orang atau 85 persen. Sementara itu, jumlah surat suara yang tepakai adalah sebanyak 176 surat suara atau 92 persen dari keseluruhan surat suara yang berjumlah 192 surat suara," ungkap Hajriyanto, dalam keterangannya, Minggu (14/4/2019).
Baca: Dua Tahun Pengusutan Kasus Novel Baswedan Makin Tak Jelas, Komitmen Jokowi Tetap Harus Ditagih
Dia menilai, tingginya antusiasme para pemilih di Lebanon tak lepas dari upaya-upaya PPLN Beirut mulai dari sosialisasi yang beberapa kali dilakukan dan juga memberikan kemudahan akses menuju TPS dengan memberikan bantuan transportasi penjemputan.
Untuk perbandingan, dia mengungkapkan, pada Pemilu Presiden tahun 2014 pemilih yang menggunakan hak suaranya adalah sebesar 78 persen.
"Walhasil, ada peningkatan partisipasi politik secara signifikan," kata dia.
Baca: Di Sydney, Warga yang Akan Mencoblos Antre Sampai berjam-jam, KPU Diminta Evaluasi
Pihak KBRI melakukan penjemputan dengan bus dan mobil kedutaan ke beberapa titik di kota Beirut.
Menurut dia, upaya 'jemput bola' dilakukan karena kantor KBRI berada di area Ring 1 keamanan karena berdekatan dengan Istana yang sekaligus kediaman Presiden Lebanon Jenderal Michel Aoun.
Sehingga, kata dia, untuk melawati setiap check point orang harus menjawab beberapa pertanyaan terlebih dahulu dengan kemungkinan permintaan menunjukkan bukti-bukti otentik seperti undangan.
"Hal ini harus dilakukan mengingat akses ke KBRI tidak mudah di samping karena KBRI Beirut berada di kawasan Baabda yang agak teralienasi dari pusat kota Beirut, juga untuk sampai ke sana harus melalui beberapa check point pos keamanan polisi dan militer yang ketat," kata Hajriyanto.
Dia menambahkan, pemilu menjadi ajang silaturahim dan kerukunan WNI yang sedang berada jauh dari Tanah Air. Meskipun tidak ikut memilih banyak prajurit TNI turut bergembira dengan hadir di KBRI bersama para pemilih untuk mengobati rasa rindu pada keluarga dengan bertemu masyarakat Indonesia lainnya.
Selain kegiatan pemilu, di KBRI digelar bazar kuliner khas Indonesia. yang digelar ibu-ibu Dharma Wanita dan para mahasiswa Indonesia di Lebanon. Para pemilih disediakan makan siang khas Indonesia, yaitu nasi rendang.
"Mereka juga dihibur dengan belanja pernik-pernik khas Indonesia dan juga karaoke," tambahnya.