Picu Kebencian, REMAJA Imbau Tinggalkan Panggilan 'Cebong' dan 'Kampret'
Sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah 'cebong' dan 'kampret' menjadi tren selama pemilihan presiden tahun 2019.
Kini pemilu serentak sudah selesai penyebutan dua kata tersebut sudah sepantasnya disudahi.
"Kami sudah mengajak teman teman REMAJA dan kelompok millenial untuk segera mengubur bahasa 'cebong' 'kampret' sesuai dengan anjuran Abah,” kata Sekretaris Jenderal Relawan Millenial Jokowi-Maruf (REMAJA) Dhika Yudhistira dalam pernyataannya, Minggu(21/4/2019)
Dhika menambahkan sejak awal sebutan tersebut tidak layak digunakan, karena cenderung merendahkan dan melahirkan kebencian.
“Manusia dipanggil dengan sebutan binatang semacam itu sejak awal sudah tidak benar. Karenanya, di REMAJA sekeras apapun kami mengkritik tidak pernah menggunakan sebutan yang kurang manusiawi itu.” ujar Dhika.
Baca: Pengamat Nilai Tepat Jokowi Utus Luhut Bertemu Prabowo
“Sebutan cebong dan kampret jelas bisa membuat bangsa terbelah, termasuk kalangan millenial. Pascapilpres ini memang sudah saatnya kita mengubur dua sebutan itu,” tambah Dhika.
Seperti diketahui, pada Pilpres tahun ini kedua istilah tersebut sering digunakan untuk menyindir para pendukung Calon Presiden (Capres) dan Cawapres.
Cebong adalah sebutan untuk pendukung Jokowi-Ma’ruf, dan kampret sebutan yang sering dialamatkan ke pendukung Prabowo-Sandi.(Willy Widianto)