Bara Hasibuan: Setelah 17 April Dukungan PAN ke Prabowo-Sandi Selesai Secara De Facto
Berikut wawancara wartawan Tribun Network Rizal Bomantama dengan Bara Hasibuan.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Kehormatan PAN (Partai Amanat Nasional) Drajad Wibowo mengatakan sudah ada pembicaraan informal di antara elite partai untuk pemberian sanksi kepada Wakil Ketua Umum DPP PAN Bara Hasibuan.
Bara Hasibuan gencar menyatakan dukungan kepada pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Maruf Amin
Sikap politiknya itu berseberangan dengan dukungan PAN. PAN mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden 2019.
Baca: Terungkap, Yusuf Subrata Menceraikan Cut Tari Bukan karena Video Panasnya denga Ariel
Baca: Jakarta akan Disulap Seperti New York
Baca: Setnov Mengidap Banyak Penyakit Berat, Bisakah Konsumsi Masakan Padang Yang Dikenal Tinggi Kolestrol
Baca: UPDATE Real Count KPU Jokowi Vs Prabowo Rabu 1 Mei 2019 07.00 WIB: Data 30 Wilayah Sudah di Atas 50%
Saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (30/4) Bara kembali menegaskan dukungan PAN kepada Prabowo-Sandi selesai setelah Pemilu tanggal 17 April 2019.
Menurut Bara setelah itu partai berhak menentukan sendiri langkah politiknya. Apalagi beberapa waktu lalu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bertemu dengan Jokowi.
Berikut wawancara wartawan Tribun Network Rizal Bomantama dengan Bara Hasibuan.
Pak Drajad Wibowo mengatakan sejumlah elite PAN sudah melakukan pembahasan informal untuk memberikan sanksi kepada anda karena berseberangan dengan sikap partai di pilpres 2019 serta dianggap mempermalukan partai. Bagaimana tanggapan anda?
Yang mendukung Pak Jokowi di PAN bukan hanya saya. Kenapa hanya saya yang dijadikan target? Baik DPP atau DPD ada yang mendukung Jokowi.
Seperti dari Kepulauan Riau, Maluku, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Selatan sudah terlebih dahulu mendukung Pak Jokowi.
Bahkan mantan Ketua Umum PAN Pak Soetrisno Bachir memang secara terbuka mendukung Jokowi. Begitu juga dengan Walikota Bogor Pak Bima Arya yang bahkan beberapa hari sebelum hari tenang mengadakan acara untuk dukung Jokowi.
Jadi, kalau sanksi diberikan kepada saya harus dilihat dulu apakah karena hanya faktor itu atau ada faktor lain. Kalau karena itu saja faktornya, kenapa hanya saya? Tokoh lain yang juga mendukung Jokowi harusnya diberi sanksi atau pemecatan yang sama.
Bagaimana dengan grasroot PAN?
Baca: Ombudsman: Banyaknya Petugas KPPS yang Gugur Itu Kesalahan Negara
Baca: Fotografer Ini Tak Sengaja Temukan Foto Lawas Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Caption Foto Jadi Viral!
Baca: Bupati Talaud Kebingungan di Kantor KPK
Pernah ada survei yang menyatakan bahwa sekitar 30 persen pemilih PAN menyatakan dukungan. Jadi, tak hanya dari elite, tapi dari pemilih PAN juga mendukung Pak Jokowi.
Apakah sudah dibicarakan secara internal?
Belum. Nanti akan ada rapat pasti disampaikan, tapi saya belum tahu kapan. Di sebuah partai kan banyak suara dan pasti itu akan disampaikan dan ditampung.
Sudah dibicarakan dengan partai koalisi lain khususnya Gerindra?
Saya tegaskan lagi bahwa komitmen PAN kepada Prabowo-Sandi secara de facto selesai tanggal 17 April 2019. Setelah itu partai berhak menentukan sendiri nasibnya.
Partai lain juga sama, seperti PKS. Kalau mau menentukan sendiri nasibnya setelah 17 April 2019, ya itu hak mereka. Hal itu adalah kebijakan internal kami dan tidak untuk dibicarakan dengan pihak lain.
TKN Jokowi-Maruf Amin mengatakan bahwa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan meminta posisi ketua umum MPR atau DPR dalam pertemuan dengan Jokowi kemarin.
Saya sudah baca isu itu, tapi saya belum mendengar langsung, tapi saya yakin pertemuan keduanya bukan untuk bagi-bagi jatah. Pertemuan keduanya adalah simbol yang bagus untuk persatuan bangsa. Pertemuan keduanya mendinginkan suasana walaupun berbeda politik.
Sebelumnya kan kita dengar pihak Prabowo-Sandi tak mau menerima ajakan rekonsiliasi kubu Jokowi, tapi Pak Zulkifli dengan besar hati menemui Pak Jokowi yang menunjukkan ketua umum PAN itu memiliki sikap negarawan dan memikirkan kepentingan bangsa di atas kepentingan politik sesaat.
Apakah pertemuan itu ancang-ancang PAN pindah kubu sekaligus memecah belah koalisi Prabowo-Sandi?
Saya tidak setuju dengan penggunaan kata pecah belah dan pertemuan itu juga bukan ancang-ancang. Sekali lagi saya tegaskan komitmen PAN kepada Prabowo-Sandi hanya sampai 17 April 2019.
Kami ingin PAN semakin besar, tidak hanya peroleh suara enam sampai tujuh persen. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis untuk membuat partai ini semakin besar dan yang lebih penting adalah bagaimana kami mewujudkan komitmen kepada rakyat.
DPP PAN akan konfirmasi langsung Zulkifli Hasan?
Nanti kan ada rapat pasti akan ditanyakan. Yang jelas tanggung jawab Pak Zulkifli Hasan sebagai ketua umum PAN untuk memikirkan kebijakan strategis partai, harus ada positioning yang dilakukan partai sebagai langkah maju terutama menghadapi tahun 2024. Kalau memang ada kebijakan yang harus diambil partai, itu memang hak kami.
Apakah sudah ada usaha melobi Pak Amien Rais yang hingga kini masih getol mendukung Prabowo-Sandi?
Semua unsur partai akan diajak berdiskusi. Mulai dari wasekjen, sekjen, waketum, dewan kehormatan, nanti semua kami ajak berdialog.
Bagi saya yang lebih penting adalah menegakkan posisi ketua umum sebagai pemimpin utama partai, yang menjalankan roda kehidupan partai hingga mengambil kebijakan strategis untuk partai. Itu yang ingin kami tegakkan.
Apakah sudah ada pembicaraan jatah menteri di internal PAN jika kembali bergabung dengan kubu Jokowi?
Belum, itu terlalu jauh. Kami saja belum terpikirkan soal itu. (*)
BACA JUGA!
• Fotografer Bersihkan CD, Tak Sengaja Nemu Foto Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Ada Hal Besar Terungkap!
• Kenalan Yuk dengan Rahayu Saraswati, Keponakan Prabowo Subianto, Tak Hanya Cantik tapi Juga Pintar
• Kisah Polwan Cantik Meninggal Demi Lahirkan Bayi Kembar, Sang Suami Curahkan Pesan Haru di Medsos
• Ini Bobby, Kucing Prabowo Subianto yang Ikut Menengok Sandiaga, Punya 49 Ribu Pengikut di Instagram
• Beda Pilihan Pilpres 2019, Raffi Ahmad & Teuku Wisnu Tukar Cerita saat Bertemu Jokowi dan Prabowo
• 6 Fakta Bobby Kertanegara, Kucing Kesayangan Prabowo Subianto, Ternyata Pernah Jadi Foto Model
• Tak Takut Bersaing, Pedagang Bensin Eceran Nekat Berjualan di Depan SPBU, Fotonya Viral
• Video Viral! Seorang Satpam Makan Nasi Padang dengan Lauk Obat Nyamuk Bakar Ini Jadi Sorotan
• Bukan Ditenteng, Reino Barack Kalungkan Tas Mewah Syahrini di Leher yang Ternyata Harganya Fantastis