Najwa Shihab: Ini Ijtima Ulama atau Badan Pemenangan Prabowo-Sandi?
Namun penjelasan Eggy Sudjana tim sukses Prabowo - Sandiaga Uno dipotong Najwa Shihab. "ijtima ulama atau Badan Pemenangan?" tanya Najwa
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Talkshow Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab Rabu (1/5/2019) tadi malam berlangsung seru. Topiknya Laga Usai Pilpres.
Debat seru tim sukses 01 dan 02 tersaji. Guntur Romli dan Adian Napitupulu vs Eggy Sudjana dan Arief Poyuono.
Salah satu segmen diawali video Jumpa Pers Ijtima Ulama III di Sentul.
Yang hadir di antaranya KH Bachtiar Nasir, KH Yusuf Martak, serta KH Slamet Maarif.
Di slide video dari Front TV juga tampak peserta berdiri menyanyikan yel-yel lagu ada kata Prabowo dan Sandi.
Baca: Ijtima Ulama 3 Minta Jokowi-Maruf Didiskualifikasi, Pengamat: Ini Upaya Delegitimasi KPU
Baca: Hasil Liga Champions - Barcelona vs Liverpool, Sihir Lionel Messi Buat Van Dijk Tak Berdaya
Baca: SEJARAH HARI INI 2 Mei Hari Pendidikan Nasional, Kenali 10 Fatwa Ajaran Ki Hadjar Dewantara
Baca: Hasil Assessment Tata Nilai Rekrutmen Bersama BUMN Diumumkan Hari Ini 2 Mei, Cek di Link Ini
"Ijtima Ulama atau Badan Pemenangan kok ada lagu-lagu menangkan 02," tanya Najwa Shihab ke Eggi Sudjana.
Eggy Sudjana kemudian menjelaskan tentang Ijtima Ulama III.
Sebelum ke Mata Najwa, Eggy Sudjana juga hadir di Ijtima Ulama III.
"Adanya kecurangan diawali dengan DPT. DPT ini lah cikal bakalnya. Sampai misalnya satu kelaurga satu KK ada 200 orang, itu istrinya berapa orang. ada juga lahir pada jamannya Nabi Isa itu kan ngaco benar," kata Eggy Sudjana.
Namun penjelasan Eggy Sudjana tim sukses Prabowo - Sandiaga Uno dipotong Najwa Shihab. "ijtima ulama atau Badan Pemenangan?" tanya Najwa Shihab lagi
"Ini ijtima ulama yang kemudian aspirasi ulama yang disampaikan kepada BPN. Poin apa? tadi diskualifikasi kepada Jokowi Maruf" kata Eggy Sudjana.
"Jadi ini suara BPN?" tanya Najwa Shihab
"Bukan ini suara ijtima ulama" balas Eggy Sudjana.
"Yang didalamnya ada BPN dan sebelumnya ada yel-yel" tanya Najwa Shihab lagi.
"loh kan Ijtima ulama mendukung Parbowo -Sandi" kata Eggy Sudjana.
"Jadi ini badan pemenangan bukan ijtima ulama," tanya Najwa Shihab lagi.
"Ijtima ulama, BPN itu yang diundang," balas Eggy Sudjana.
Eggy Sudjana kemudian menjelaskan alasan Ijtima Ulama III merekomendasikan Pasangan Jokowi - Maruf Amin didiskualifikasi.
""Poin pentingnya tentang diskualifikasi tadi itu yang mau saya jelaskan. Pasal 463 ayat 4 kenapa? Karena ada disebutkan di situ paslon saya langsung paslon jika terbukti TSM terstruktur, sistematis dan massif maka dapat dibatalkan pencalonannya. Itu yang didorong tadi. Kita sudah ke DKPP. DKPP harus periksa bawaslu dan KPU," kata Eggy Sudjana.
Lalu seperti apa tanggapan tim sukses Jokowi?
"Ya kalau menurut saya seperti Mbak Nana tadi itu memang BPN, bukan ulama. Yang Kebetulan waktu itu seragamnya yang beda. Karena apa yang disuarakan suara BPN. Suara BPN ingin menang dengan cara yang tidak terhormat menurut saya," kata Guntur Romli.
Guntur Romli dan Eggy Sudjana kemudian terlibat perdebatan seru. Lihat videonya di bawah menit 4:34:
Ijtima ulama III
Hasil Ijtima Ulama 3 dan alasan Jokowi - Maruf Amin harus didiskualifikasi dari Pilpres 2019 kendati menang.
Para ulama pendukung pasangan Capres dan Cawapres RI nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno meminta Badan Pengawas Pemilu dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk membatalkan atau mendiskualifikasi calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Maruf Amin.
Mereka menyatakan hal itu dalam Ijtima Ulama 3 di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019), acara yang disebut pengamat sebagai upaya mendelegitimasi KPU dan hasil pemilu.
Dalam kesimpulan acara, Yusuf Martak, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama mengatakan, "Telah terjadi berbagai kecurangan dan kejahatan yang bersifat terstruktur, sistematis, masif dalam proses penyelenggaraan Pemilu 2019."
Prabowo Subianto yang juga hadir dalam acara mengatakan bahwa kesimpulan pertemuan "cukup komprehensif dan tegas."
Baca: TERBARU Hasil Real Count KPU, Prabowo Menang Telak atas Jokowi di 7 Provinsi Ini
Baca: Bocoran Isi Curhat Ahok BTP Selama Dipenjara 1 Tahun 8 Bulan
Baca: Peran Ahok BTP Amankan Suara Jokowi-Maruf di Jakarta Diungkap Mantan Stafnya
Sebut Ada Kejahatan di Pemilu
Saat ditanya apa yang dimaksud dengan kejahatan dalam proses pemilu, Slamet Maarif, Ketua Ijtima Ulama 3, mengatakan," Kenapa kita peserta ijtima mengatakan ada kejahatan, karena ada perbuatan-perbuatan curang yang mengarah ke kejahatan. umpamanya menzalimi suara orang, memerintahkan suara hak orang, kemudian fakta-fakta di lapangan ditemukan bntuk kejahatan juga yang kita indikasikan terstruktur, sistematis, dan masif."
Sejauh ini kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno belum menunjukkan metode penghitungan dalam klaim mereka bahwa Capres nomor urut 02 itu menang dalam Pemilu.
Dalam kesempatan itu, penyelenggara juga membantah tuduhan bahwa seolah-olah Ijtima Ulama ini berusaha menggiring opini bahwa seolah-olah Pemilu 2019 diwarnai kecurangan.
"Justru para ulama datang ke sini untuk memberikan ketenangan kepada umat," kata Bachtiar Nasir, panitia pengarah (steering comittee) "Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional 3, Rabu (1/5/2019) di Bogor, Jawa Barat.
Suara pendukung
Bachtiar mengklaim kehadiran ulama justru untuk apa yang dia sebut sebagai upaya "meredam" suara-suara pendukung capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang menganggap ada kecurangan pada penyelenggaraan pemilu tahun ini.
"Posisi kami harusnya diapreasiasi, karena ada arahan (dalam forum agar pendukung Prabowo Subianto) tenang, aman, tidak boleh ada chaos," kata Bachtiar Nasir.
Sebelumnya, penyelenggara Ijtima (konsensus atau kesepakatan) ulama menyatakan acara ini bertujuan untuk menyikapi proses penghitungan dan rekapitulasi Pemilu 2019.
"Nanti kita akan cari solusi bagaimana menghadapi kecurangan yang ada baik secara syar'i ataupun konstitusional," kata Slamet Maarif, Ketua Ijtima Ulama III, sebelum acara dibuka.
Rekaman pidato Rizieq Shihab
Di acara itu, mereka mendengarkan laporan dari "jaringan di daerah" tentang kemungkinan adanya kecurangan di Pemilu 2019.
Peserta juga mendengarkan rekaman pidato Rizieq Shihab yang diberi judul Maklumat Mekkah.
Panitia juga mengaku mengundang pakar hukum, IT serta ahli pidana untuk memberikan penilaian terhadap perkembangan terbaru terkait Pilpres 2019.
"Kita akan dengarkan juga paparan dari kalangan agama, kalangan ulama tentang hal-hal yang terjadi di Pilpres 2019, terutama masalah kecurangan," kata Slamet Maarif.
Dari paparan dari sisi hukum dan agama inilah, menurut Slamet, peserta Ijtima Ulama akan membahasnya sebelum akhirnya mengeluarkan rekomendasi di akhir acara.
Dimintai tanggapan atas pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang mempertanyakan niat atau tujuan Ijtima Ulama 3 terkait penyelenggaraan Pemilu 2019, Slamet Maarif mengatakan "apa salahnya kita mengevaluasi ( Pemilu 2019)."
Dia kemudian mengatakan bahwa ijtima ulama 1 dan 2 juga tidak terlepas dari hajatan politik Pemilu 2019.
Dia menekankan, sikap politik dalam Ijtima Ulama 3 merupakan bentuk kebebasan berkumpul dan berpendapat yang dilindungi konstitusi.