Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Temui Jokowi di Istana, Peneliti LIPI: Ini Bukti Secara Politik AHY Realistis Melihat Hasil Pilpres

Indria Samego menyebut langkah AHY bertemu Jokowi membuktikan bahwa secara politik AHY lebih realistik dalam melihat hasil Pilpres 2019

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Temui Jokowi di Istana, Peneliti LIPI: Ini Bukti Secara Politik AHY Realistis Melihat Hasil Pilpres
Tribunnews.com/Fitri Wulandari
Indria Samego saat ditemui di The Habibie Center, Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (12/1/2017). 

Kehadiran AHY ke Istana Kepresidenan Jakarta menarik perhatian awak media.

Bukan ke sosok AHY saja, tetapi mobil yang dipakai AHY.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

AHY menggunakan mobil Toyota Land Cruiser hitam dengan pelat nomor B 2024 AHY.

Saat ditanya perihal kedatangannya AHY mengaku ke Istana untuk memenuhi undangan dari Jokowi yang merupakan calon presiden nomor urut 01.

"Iya diundang (Jokowi)," ucap AHY sembari berjalan masuk ke gerbang ketiga komplek Istana.

Saat ditanya pembahasan yang akan dibicarakan dengan Jokowi nantinya, AHY belum dapat menjelaskannya.

"Nanti yah," kata AHY.

Berita Rekomendasi

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengungkapkan pertemuan Presiden Jokowi dengan AHY sebagai upaya merangkul Demokrat masuk dalam koalisi.

"Sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat). Politik segitu dinamis, jadi menit-menit terakhir berubah sangat cepat, jadi bisa saja yang tadinya berada di sana (oposisi), sekarang berada di sini, itu sangat dinamis," Kata Moeldoko yang juga menjabat Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf.

Baca: Sekjen Demokrat Belum Tahu Rencana Pertemuan AHY dengan Jokowi

Menurut Moeldoko, pada prinsipnya dalam menjalani roda pemerintahan yang efektif, maka dibutuhkan teman atau dukungan partai yang kuat, meskipun partai pendukung Jokowi-Ma'ruf saat ini sudah banyak.

"Sebenarnya sudah di atas 60 (persen), cukup ya. Tapi kalau bisa di atas 80 (persen), kenapa harus 60 kan, sehingga nanti semua hal-hal yang jadi kebijakan itu lebih mudah," tutur Moeldoko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas