Respons Ma'ruf Amin Sikapi Usulan Warga NU Masuk Kabinet Jokowi
Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menanggapi santai soal usulan warga Nahdlatul Ulama (NU) masuk kabinet Jokowi.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin menanggapi santai soal usulan warga Nahdlatul Ulama (NU) masuk kabinet Jokowi.
Maruf Amin belum mau menjawab nama yang akan diusulkan masuk kabinet.
"Ya kita lihat nanti lah," ucap Maruf Amin di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Baca: Bareskrim Akan Kembali Panggil Permadi dan Lieus Jumat 17 Mei 2019
Maruf Amin memastikan, nama warga NU itu belum dibahas hingga saat ini. Sebab, masih menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019.
Meski, sejumlah partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pengusung Jokowi-Ma'ruf mulai menyodorkan nama-nama calon menteri.
Baca: BPN Akan Dampingi Pria yang Ancam Penggal Jokowi hingga Minta Jokowi Memaafkan, Pelaku Kini Ditahan
"Kan pengumumannya belum. Itu kan partai belum, itu spekulasi pihak tertentu saja," ucap Maruf Amin.
Sodorkan putri sulung Hary Tanoe
Wacana kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin yang akan diisi orang-orang muda dan generasi milenial disambut baik Partai Perindo.
Perindo bahkan menyodorkan satu nama untuk dipilih menjadi menteri kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Nama Angela Herliani Tanoesoedibjo yang juga putri sulung Hary Tanoesoedibjo disodorkan untuk dijadikan menteri.
"Dari apa yang disampaikan Pak Jokowi, Perindo juga menyiapkan diri kalau diminta mengusulkan calon figurnya, yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo," ujar Sekjen Partai Perindo, Ahmad Rofiq dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews, Selasa(14/5/2019).
Baca: Kasus Temuan Mayat Terbakar di Mojokerto, Korban Sempat ke Resto & Pesta Miras di Rumah Pelaku
Diketahui Angela Herliani kini berusia 32 tahun.
Aktif di dunia profesional dengan merintis karirnya dari bawah.
Saat ini, Angela menjabat sebagai Wakil Direktur Utama RCTI dan GTV, memimpin ribuan karyawan di media televisi terbesar di tanah air.
Dengan pengalaman dan pendidikan Magister dari Australia, Angela dipercaya akan melakukan terobosan- terobosan baru membantu Jokowi mempercepat kemajuan Indonesia.
"Angela aktif di dunia profesional dan juga merupakan Wasekjen Partai Perindo. Cantik, cerdas, muda. Pas jadi panutan bagi generasi milenial," ujar Rofiq.
Baca: Ingin Bertemu sang Ayah, Anak Bopak Castello Hanya Bisa Lepaskan Rindu Saat Lihat TV
Menurut Rofiq, Jokowi adalah pemimpin yang bisa membaca tanda-tanda zaman.
Generasi muda ke depan adalah calon penerus para pemimpin bangsa.
Menteri dari generasi milenial tersebut merupakan bagian dari upaya regenerasi kepemimpinan di kabinet dari tokoh-tokoh muda oleh Jokowi.
Dorong figur milenial
Pengamat Politik yang juga Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an, mendukung wacana Presiden Joko Widodo mengakomodir menteri dari kelompok milenial jika kembali terpilih memimpin di periode 2019-2024.
Dia mengungkapkan setidaknya, tiga alasan mengapa kelompok milenial perlu masuk kabinet.
"Tentu sependapat dengan Pak Jokowi, apalagi sesuai riset kami. Ada tiga alasan, minimal kenapa figur milenial perlu masuk kabinet, yakni untuk menjawab tantangan global, menjawab bonus demografi, dan investasi SDM,” ujarnya, saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Alasan tersebut, yaitu pertama untuk menjawab tantangan global seiring dengan perkembangan teknologi (new media) dan era industri 4.0.
Kedua, kata dia, pada tahun 2030 Indonesia akan menghadapi bonus demografi sehingga mau tidak mau seorang pemimpin negara harus merespon dengan baik gelombang kepemimpinan milenial di tanah air.
Sedangkan, alasan ketiga, dia menjelaskan, investasi sumber daya manusia (SDM).
"Artinya, jika periode sebelumnya pembangunan lebih banyak di titik beratkan pada infrastruktur maka untuk periode kedua mestinya ke SDM," kata dia.
Baca: KPK Surati Anies Baswedan, Minta Penjelasan Swastanisasi Air di DKI Jakarta
Untuk menjadi seorang menteri berdasarkan penelitian pada 26 Februari-12 Maret 2019, dia melanjutkan, rentang usia 41-50 tahun (52%) dan usia 31-40 tahun (41%) merupakan usia yang paling ideal menjadi menteri.
“Hasil survei kami, yang paling ideal (untuk posisi menteri) adalah rentang usia usia 41-50 dan usia 31-40 tahun. Dan untuk kelompok milenial porsinya 30 persen,” ungkapnya.
Adapun nama-nama figur milenial yang tersaring 12 besar di antara 32 nama yang dilakukan survei. 12 nama itu terdiri dari 6 milenial profesional dan 6 milenial partai.
Untuk milenial profesional yaitu Emil Dardak (wagub Jatim), Nadiem Makarim (pendiri Go-Jek), Achmad Zaky (pendiri Bukalapak), Merry Riana (penulis dan motivator), Witjaksono (pendiri PT.DPUM,Tbk dan PT.DAJK,Tbk), dan Inayah Wahid (putri Gus Dur).
Sedangkan dari milenial partai yakni Agus Harimurti Yudhoyono (Demokrat), Grance Natalie (PSI), Taj Yasin Maimoen (PPP), Diaz Hendropriyono (PKPI), Lukmanul Hakim (PKB) dan Prananda Paloh (NasDem).
Baca: Demo di Bawaslu, Polisi Kosongkan Jembatan Penyeberangan Orang
Untuk diketahui, wacana menteri dari kalangan muda atau milenial ini menarik dibahas lantaran sebelumnya sempat disinggung Presiden Jokowi, pada Senin, 29 April 2019 pekan lalu.
“Kita ingin ada yang muda-muda dalam rangka regenerasi ke depan. Kenapa sih? Kan menteri boleh lah yang umur 20-25 tahun kan juga enggak apa-apa. Atau yang 25-30. Biar yang muda-muda bisa belajar kepemimpinan negara. Mungkin yang banyak 30-40. Tapi yang muda seperti yang 25-30, kenapa tidak sih,” tutur Jokowi.