Titiek Soeharto: Prabowo Masih di Indonesia
Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengatakan bahwa Calon Presiden Prabowo Subianto masih berada di Indonesia.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengatakan bahwa Calon Presiden Prabowo Subianto masih berada di Indonesia.
Pernyataan Titiek Soeharto tersebut merespon pertanyaan wartawan terkait foto Prabowo Subianto di sebuah Bandara bersama rombongannya.
"Setahu saya masih di Indonesia, tanyalah ke Kertanegara (rumah Prabowo)," kata Titiek Soeharto usai menghadiri deklarasi Gerakan Kedaulatan Rakyat di Jalan Proklamasi, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat, (17/5/2019).
Baca: Periksa Mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, KPK Dalami Penganggaran e-KTP
Menurut Titiek Soeharto bila foto tersebut kemudian dikaitkan dengan situasi politik terkini, sangatlah tidak relevan.
Tidak ada alasan Prabowo Subianto untuk ke luar negeri.
"Kan lagi berjuang masa ke luar negeri. Kita kan menang, ngapain harus takut," katanya.
Baca: Seorang Nenek Rawat Puluhan Lansia Terlantar
Dalam foto yang beredar di kalangan wartawan tampak Prabowo mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan pecinya.
Tampak sejumlah orang mendampingi Prabowo diantaranya Wakil Ketua Umum Gerindra Sugiono, ajudan atau sekretaris Prabowo Rizky Irmansyah, dan ustaz Ansufri Idrus Sambo.
Surat wasiat
Calon Presiden Prabowo Subianto akan mengumpulkan ahli hukum di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, (14/5/2019).
Prabowo kumpulkan tim hukum karena akan membuat wasiat.
"Sekalian setelah ini, sore hari ini saya akan ke kertanegara, saya akan kumpulkan ahli hukum saya akan membuat surat wasiat saya," ujar Prabowo dalam pemaparan kecurangan Pemilu 2019, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Dalam wasiat tersebut Prabowo akan menuliskan himbauan untuk tidak takut terhadap ancaman pasal makar.
Baca: Didorong Jadi Ketua DPR, Puan Maharani: Serahkan ke PDI-P
Baca: Trik Zian Spectre Tetap Olahraga Selama Jalani Ibadah Puasa di Bulan Ramadan
Baca: Respons Pimpinan Soal Usulan Pegawai KPK Masuk BUMN
Baca: Aksi Solidaritas Pasca Serangan di Masjid Christchurch Mengantar Lovelady Jadi Mualaf (Bagian I)
Untuk diketahui sejumlah orang di lingkaran Prabowo dalam beberapa hari terakhir terseret kasus makar.
Menurut Prabowo sejumlah purnawirawan Jenderal yang ada di lingkarannya tidak pernah berniat untuk makar.
Misalnya Jenderal Purnawirawan Tyasno Sudarto, Marsekal Purnawirawan Imam Sufa'at, Laksamana Purnawirawan Tedjo Edhy Purdjiatno, dan juga Jenderal Purnawirawan Djoko Santoso.
"Mereka tidak makar, kita membela negara dan bangsa Indonesia ini, jangan takut takuti kita dengan senjata yang diberikan oleh rakyat," katanya.
Prabowo menegaskan tidak akan meninggalkan rakyat. Artinya keinginan rakyat untuk menegakkan keadilan akan terus diperjuangkan. Ia dan Sandiaga Uno tidak menyerah dalam memperjuangkan keadilan Pemilu jujur dan adil.
"Jangan khawatir saya bersama rakyat, selalu bersama rakyat sampai titik darah saya yang terakhir," katanya.
Menurutnya bila proses kecurangan dan ketidakadilan jalan terss, maka rakyatlah yang akan menentukan. Selama rakyat mempercayainya, Prabowo-Sandi menegaskan akan terus bersama rakyat.
"Bila rampasan dan 'pemerkosaan' ini jalan terus, hanya rakyat lah yang menentukan, hanya rakyat yang akan menentukan, selama rakyat percaya dengan saya selama itu lah saya bersama rakyat indonesia," pungkasnya.
Tolak Penghitungan KPU
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyatakan akan menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pasalnya, Prabowo menganggap telah terjadi kecurangan selama penyelenggaraan pemilu, dari mulai masa kampanye hingga proses rekapitulasi hasil perolehan suara yang saat ini masih berjalan.
"Saya akan menolak hasil penghitungan suara pemilu, hasil penghitungan yang curang," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Prabowo mengatakan, selama ini pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) telah mengumpulkan bukti terkait dugaan kecurangan yang terjadi.
Dalam acara tersebut, tim teknis BPN menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan yang terjadi sebelum, saat pemungutan suara, dan sesudahnya.
Di antaranya adalah permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.
"Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran," kata Prabowo.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua BPN Djoko Santoso. Menurut dia, dugaan kecurangan itu sudah dilaporkan oleh BPN sejak awal, namun tak pernah ditindaklanjuti.
"Beberapa waktu lalu kami sudah kirim surat ke KPU, tentang audit terhadap IT KPU, meminta dan mendesak di hentikan sistem penghitungan suara di KPU yang curang, terstruktur dan sistematis," kata Djoko.