Prabowo Belum Beri Selamat ke Jokowi: Bersiap Rekonsiliasi atau Jaga Perasaan Pendukung?
Sandiaga Uno menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat ini tengah bersiap untuk rekonsiliasi dengan Presiden terpilih RI, Joko Widodo.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sandiaga Uno menyebut Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto saat ini tengah bersiap untuk rekonsiliasi dengan Presiden terpilih RI, Joko Widodo.
Dikatakan oleh Sandi, pihaknya baru saja berkoordinasi dengan Prabowo terkait wacana rekonsiliasi.
Sandi menyebut komunikasi tentang rekonsiliasi akan dilakukan lewat satu pintu.
Yakni langsung antara Prabowo dan Jokowi tanpa perantara pihak manapun.
Sandi juga menyebut, Prabowo lah yang akan menentukan waktu rekonsiliasi.
"Saya tadi berkoordinasi, Pak Prabowo bilang bahwa dia yang akan menentukan (rekonsiliasi)," kata Sandiaga Uno dikutip TribunSolo.com dari Kompas TV, Minggu (30/6/2019).
Baca: Tak Hanya Laporkan Galih Ginanjar, Fairuz A Rafiq Juga Seret Nama Rey Utami & Benua Soal Ikan Asin
Baca: Bayar Rp 100 Ribu-150 Ribu, Waria di Tulungangung Mengaku Telah Tiduri 50 Pria
Baca: Makin Kurus dan Tampak Sedih, Ini Deretan Foto Song Hye Kyo Saat Rumah Tangganya Goyah
"Jadi satu pintu saja melalui Pak Prabowo," imbuhnya.
Terkait kapan waktu rekonsiliasi tersebut, Sandiaga mengaku belum tahu.
Namun pihaknya memastikan pertemuan tersebut akan dilakukan segera.
Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan saat ini Prabowo sedang mempersiapkan gagasan-gagasan dari Koalisi Adil Makmur yang bisa diterapkan menjadi agenda pembangunan yang bisa dilaksanakan oleh presiden dan wakil presiden terpilih.
"Tentunya (rekonsiliasi) segera ya," kata Sandi.
"Pak Prabowo juga lagi menyusun satu pemikiran, rencana-rencana Koalisi Adik Makmur yang dulu ingin diterapkan dipastikan terus menjadi agenda pembangunan ke depan," pungkasnya.
Simak keterangan lengkap Sandiga Uno di bawah ini.
Diketahui, banyak pihak yang mengharapkan kubu Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk segera berdamai setelah putusan MK dibacakan.
Perdamaian di antara keduanya begitu dinanti untuk menyatukan akar rumput yang sebelumnya sempat tersekat perbedaan pilihan politik.
Upaya rekonsiliasi terus diusahakan oleh berbagai pihak.
Para elite yang menjadi kunci pun harus bersedia berdamai demi kepentingan bangsa.
Namun, rekonsiliasi seperti apa yang akhirnya akan menyatukan dua kubu berseberangan ini, masih menjadi pertanyaan.
Hal itu diungkapkan oleh Prabowo saat menjawab pertanyaan awak media usai menggelar jumpa pers pasca sidang putusan sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (27/6/2019) malam.
Namun jawaban Prabowo diniali masih mengambang dan belum spesifik menyebutkan waktunya.
"Nanti diatur," kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan.
"Kamu aja yang ngatur," kata Prabowo yang kemudian berlalu meninggalkan lokasi jumpa pers.
Prabowo menghormati pendukungnya
Sementara itu, Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai, salah satu faktor yang menghambat pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan sang rival Prabowo Subianto, adalah fragmentasi politik yang besar di masyarakat Indonesia.
Menurut Adi, Pilpres 2019 berdampak fragmentasi yang besar di masyarakat dibandingkan Pilpres 2014.
Ekstremnya fragmentasi itu membuat Prabowo akhirnya mempertimbangkan masak-masak rencana pertemuannya dengan Jokowi demi menghormati pendukungnya.
"Prabowo ingin menghormati pendukungnya yang sejauh ini masih menganggap pemilu 2019 curang. Jadi, kalau tiba-tiba Prabowo bertemu Jokowi dan memberikan ucapan selamat, pendukungnya akan menganggap hal itu tidak wajar," ujar Adi kepada Kompas.com, Senin (1/7/2019).
TKN: Ucapan selamat tak haru secara verbal
Tim Kampanye Nasional (TKN) tidak mau mempersoalkan bila Prabowo Subianto belum memberikan ucapan selamat kepada Joko Widodo-Ma'ruf Amin usai ditetapkan sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih 2019-2024.
Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Ahmad Rofiq mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan tim hukum 02 sama saja dengan mengakui kemenangan Jokowi-Maruf.
"Sebagaimana konpresnya Pak Prabowo menerima hasil keputusan MK tentu itu sama halnya dengan mengakui kemenangan Pak Jokowi. Karena itu satu kesatuan," kata Ahmad Rofiq saat dihubungi, Senin (1/7/2019).
Baca: Kabar Bahagia! Panji Trihatmodjo dan Istri Umumkan Anak Pertama Mereka
Baca: Selesai Wajib Militer, Ini 7 Foto Gantengnya Kim Soo Hyun Sambut Penggemar
Baca: Pertemuan Bersejarah di Zona Demiliterisasi Korea
Baca: Dua Pemain yang Pernah Membela Persib Punya Catatan Beda di Thailand pada Akhir Pekan Lalu
Selain itu, Politikus Partai Perindo ini pun menyakini, ucapan langsung dari Prabowo akan terselenggara dalam bentuk lain.
Satu di antaraya melalui pertemuan khusus atau dengan cara melakukan pendekatan koalisi.
"Tidak harus ucapan selamat dilakukan dengan ucapan secara verbal, dengan cara lain juga bisa," ungkap Ahmad.
Ia pun menilai, hal itu akan terlaksana dalam waktu dekat.
Sebab, Ahmad menilai, sosok Prabowo adalah negarawan sejati yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan kepentingan yang lebih besar.
"Di sisi lain Pak Jokowi juga telah mengajak Pak Prabowo untuk membangun secara bersama sama. Ini langkah yang menyatukan dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," jelasnya.
Ajakan Jokowi kepada Prabowo
Calon presiden terpilih Jokowi Widodo mengajak rivalnya dalam Pilpres 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutan, usai dirinya dan Maruf Amin itetapkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden terpilih oleh KPU RI.
"Saya mengajak Pak Prabowo Subianto dan Pak sandiaga Uno untuk bersama-sama membangun negara ini," kata Jokowi disambut tepuk tangan hadirin di Gedung KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (30/6/2019).
Baca: Menteri BUMN Telah Surati Garuda Minta Ganti Kantor Akuntan Publik
Baca: Karyawan Restoran Lompat dari Jendela demi Selamatkan Anak Kecil yang Tercekik Sabuk Pengaman
Baca: Hasil Akhir PSM Makassar vs Madura United Piala Indonesia, Satu Kaki PSM di Final
Jokowi sadar, Indonesia sevbagai negara besar tidak bisa hanya dibangun lewat satu-dua orang atau sekelompok tertentu saja.
Jokowi yakin, dua sosok tersebut adalah patriot yang menginginkan negara Indonesia makin kuat dan maju, serta adil dan makmur.
"Beliau berdua adalah patriot yang menginginkan negara kita makin kuat, makin maju dan adil dan makmur," sambungnya.
Dirinya dalam kesempatan itu juga mengajak segenap rakyat Indonesia melupakan perbedaan-perbedaan pilihan politik semasa kampanye kemarin.
Baca: Gerindra Tampung Aspirasi Pendukungnya Tentukan Langkah Politik Jadi Oposisi atau Gabung Pemerintah
Baca: Jokowi: Jangan Ada Lagi 01 02, Jangan Sampai Ada Lagi Antartetangga Tidak Saling Sapa
Katanya, jangan ada lagi perbedaan di tengah masyarakat. Bangsa Indonesia harus bersatu kembali, berdiri kokoh di atas dasar negara pancasila.
"Saya mengajak seluruh rakyat indonesia untuk melupakan perbedaan pilihan politik yang sempat membelah pihak 02 dan 01. Kita harus bersatu kembali menjadi Indonesia, berdiri Pancasila yang mempersatukan kita semuanya," ungkap dia.