Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Sulistyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto di Indonesia juga secara umum diproyeksi akan terus berlanjut, didorong sejumlah sentimen positif dari Tanah Air maupun Internasional.
“Potensi ekonomi digital Indonesia dalam beberapa tahun kedepan akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, yaitu sebesar USD 146 miliar, tentunya hal ini menjadi hal positif bagi kita bersama dan menjadi suatu yang harus dapat kita wujudkan bersama," ujar Direktur Utama Nanovest, Billy Surya Jaya dalam keterangan tertulis baru-baru ini.
Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Kementerian Perdagangan, sampai akhir 2021 jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto mencapai 11,2 juta orang.
Angka ini meningkat 48,7 persen dibandingkan akhir November 2022, yaitu tercatat sebanyak 16,55 juta orang.
Menurutnya, adanya potensi besar kenaikan ekonomi digital Indonesia di masa depan, maka hal ini menjadi pekerjaan rumah bersama bagi pemangku atau semua stakeholder yang terkait.
"Terlebih lagi jika kita melihat kembali bahwa fakta saat ini market investasi khususnya aset kripto dan saham Amerika Serikat sedang mengalami kenaikan kembali, tentu ini adalah momentum yang baik dan harus dimanfaatkan dengan bijak untuk berinvestasi," ucapnya.
Pergerakan pasar kripto dan saham digital di Amerika Serikat mengalami penguatan seiring sentimen perbankan di negeri Paman Sam.
Aset kripto Bitcoin terlihat nyaman berada di harga USD 17.000 sampai dengan USD 28.000. Dibandingkan kuartal IV 2022, pergerakan Bitcoin naik nyaris menyentuh angka 100 persen.
Lalu, untuk Index S&P 500 juga tercatat turut mengalami kenaikan pada saham di sektor energi sebesar 0,52 persen per 25 Mei 2023.
Kondisi tersebut memberikan pengaruh bagi para pengguna aplikasi Nanovest untuk tetap gencar dalam bertransaksi jual beli aset digital. Terdapat kenaikan transaksi serta pertambahan pengguna aplikasi ini lebih dari 20 persen pada kuartal I 2023 dibandingkan dengan kuartal IV 2022.
