Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Arifin Batal Mudik Setelah Diancam Oknum Perusahaan Bus

Penipuan dan intimidasi dilakukan oknum karyawan Perusahaan Otobus (PO). Srimulyo terhadap Arifin (20) calon penumpang di Terminal Bus

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Arifin Batal Mudik Setelah Diancam Oknum Perusahaan Bus
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Sejumlah bus parkir di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (1/8/2012). Puasa sudah memasuki minggu kedua namun lonjakan penumpang di Terminal Lebak Bulus masih belum terlihat. (Tribun Jakarta/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penipuan dan intimidasi dilakukan oknum karyawan Perusahaan Otobus (PO). Srimulyo terhadap Arifin (20) calon penumpang di Terminal Bus Antar Kota Antar Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (22/08/2012).

Ditemui di Terminal Bus Lebak Bulus, Arifin mengaku membeli tiket jurusan Jakarta - Wonosobo tidak dari loket resmi, melainkan dari tangan seorang laki-laki yang mengenakan seragam PO.New Giri Indah seharga Rp 300 ribu, dan dijanjikan bus yang akan ditumpangi dilengkapi dengan toilet.

Namun belakangan ia dapati bus yang akan membawanya ke kampung halaman tidak seperti yang dijanjikan, ia dapati bus yang dijanjikan ternyata bus Srimulyo yang tidak dilengkapi dengan toilet.

Di atas bus, warga Ancol, Jakarta Utara itu juga kembali dimintai uang Rp 50 ribu, begitu juga dengan penumpang lain. Ia pun tidak terima dengan perlakuan itu, Arifin pun menolak untuk membayar, dan mengungkapkan kekecewaannya dengan sang kernet. Namun sang kernet justru mengancamnya.

"Saya bilang saya mau lapor ke Polisi, tapi kernet itu mengancam saya tidak akan selamat kalau saya turun dari bus," katanya.

Bus tersebut pun bergerak keluar terminal saat cekcok mulut itu terjadi, Arifin mengaku sempat gentar untuk melawan sang kernet, namun ternyata bus itu hanya bergerak mengitari terminal, Arifin pun memaksa untuk keluar dan melaporkan kasus itu ke Polisi.

Kepala Pos Polisi Terminal Bus Lebak Bulus, Ipda Andung Suwito saat dihubungi membenarkan adanya kasus itu. Menurutnya Polisi kemudian memanggil orang yang dilaporkan telah melakukan pemerasan dan penipuan itu.

"Setelah dipertemukan, akhirnya keduanya berdamai setelah pihak Srimulyo mengembalikan uang Arifin dan meminta maaf," ujarnya.

Atas kejadian tersebut, Arifin pun urung untuk kembali ke kampungnya karena trauma atas kasus itu.

Baca Juga:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas