Mensos Sayangkan Kericuhan di Dolly
"Kalau (PSK) itu ibu seseorang atau adik seseorang, apakah orang itu setuju (Dolly ditutup) ?" Tuturnya.
Editor: Ravianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyayangkan kasus kericuhan yang terjadi antara warga Dolly dengan aparat keamanan, saat dilakukan plang kawasan bebas prostitusi di kawasan Dolly, Surabaya, Jawa Barat.
Kepada wartawan di rumah singgah Akur Dunia, Kelurahan Tengah, Jakarta Timur, Minggu (27/7/2014), ia mengatakan warga seharusnya sadar dan prihatin atas praktik prostitusi yang sudah berlangsung bertahun-tahun di kawasan tersebut.
"Kalau (PSK) itu ibu seseorang atau adik seseorang, apakah orang itu setuju (Dolly ditutup) ?" tuturnya.
Terjunnya seorang wanita menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) kata dia dipicu oleh kemiskinan. Oleh karena itu pemerintah hadir dengan cara memberikan pembekalan terhadap para PSK Dolly agar memiliki ketrampilan hidup layak.
"Kita memberikan kartu jaminan hidup tiga bulan, kita berikan pendampingan, modal usaha, kita antar ke kampung halaman, kalau rumahnya rusak kita perbaiki," ujarnya.
Ia mengakui tidak mudah untuk seorang PSK bisa insyaf, salah satunya adalah karena masalah hutang yang membelit mereka. Hal itu pun dimanfaatkan oleh pihak tertentu agar perempuan-perempuan tersebut terus menjual diri. (NURMULIA REKSO PURNOMO).