Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Nikmatnya Puasa di Musim Dingin Paris

DURASI puasa di Eropa tergantung kepada musim. Saat musim panas seperti saat ini, durasinya bisa mencapai 19 sampai 20 jam.

Penulis: Deny Budiman
zoom-in Nikmatnya Puasa di Musim Dingin Paris
Tribun/Deny Budiman
MENU INDONESIA- Para mahasiswa Indonesia di Prancis menggelar makan malam menyambut Ramadan di kediaman Irma Sagala di asrama Residance Francis de Croisset di pinggiran kota Paris 

Laporan Langsung Wartawan Tribun Deny Budiman dari Perancis

DURASI puasa di Eropa tergantung kepada musim. Saat musim panas seperti saat ini, durasinya bisa mencapai 19 sampai 20 jam. Sedang saat musim dingin, puasanya hanya berlangsung dalam kisaran 10 sampai 11 jam.

Di musim panas, seperti yang dialami sendiri wartawan Tribun sekarang, waktu subuh dimulai pukul 03.36 saat langit masih terlihat gelap. Sekitar satu jam kemudian, langit pun mulai terlihat terang yang menjadi tanda-tanda terbitnya matahari. Nah, tak seperti di Indonesia, sang surya ini terus bertahan memancarkan sinarnya selama hampir 19 jam sampai di kisaran pukul 22.00.

Jika di Indonesia mulai pukul 18.00 WIB matahari sudah mulai tenggelam, dan langit berubah gelap, di sini pada jam yang sama situasinya memang masih sangat terang. Pukul 18.00 itu baru menjadi petanda datangnya waktu untuk salat Ashar.

Situasi berbeda terjadi pada musim dingin, dimana matahari seperti malas muncul, dan ingin cepat tenggelam lagi. Pengalaman menarik pernah dialami mahasiswa asal Indonesia, Yusro. Pria yang sedang mengejar gelar Doktor Hubungan Internasional dari Universitas Sorbonne ini mengalami puasa pada musim dingin di tahun pertamanya kuliah di sana empat tahun lalu.

Ia tiba di Paris tepat semalam sebelum hari pertama Ramadan. Karena kecapean, ia baru terbangun pukul 07.00 dan merasa telah ketinggalan waktu sahur, dan solat Subuh.

“Waktu itu saya sangat menyesal. Saya pikir saya tak bisa ikut sahur, dan ketinggalan solat Subuh pula. Tapi ketika saya lihat ke luar jendela, kok ya langit masih gelap. Masih seperti malam. Lalu saya pun teringat, waktu subuh itu ternyata dimulai pukul 08.00. Jadi saya masih punya banyak waktu untuk melaksanakan sahur,” ujar alumnus dari Universitas Andalas ini.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, puasa saat musim dingin itu memang sangat enak karena durasinya yang sangat pendek. “Tak terasa. Kita sahur sekitar pukul delapan, lalu sekitar pukul lima atau pukul enam kita pun sudah berbuka. Bagi mereka yang bekerja, atau kuliah seperti saya ya rasanya seperti tak berpuasa saja,” ujarnya. (Tribunnews/den)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas