Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Puasa dan Makrifatullah

Puasa mendorong pelakunya mengenal Allah SWT. Sebab ibadah puasa, khususnya puasa Ramadan dalam taraf tertentu membutuhkan keimanan yang kuat.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Puasa dan Makrifatullah
Dokumentasi KH Cholil Nafis
KH Cholil Nafis, Lc., Ph D, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU. 

KH. Cholil Nafis, Ph.D., Ketua Komisi Dakwah Dan Pengembangan Masyarakat MUI Pusat 

TRIBUNNEWS.COM - Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumiddin menjelaskan tiga tingkatan dalam berpuasa, yaitu shaumul umumshaumul khushus, dan shaumul khushusil khushus.

Shaumul umum, adalah puasanya orang awam, puasanya orang kebanyakan, atau puasa biasa, yaitu berpuasa menahan diri dari makan, minum dan hubungan biologis antara suami istri dalam jangka waktu tertentu mengikuti syarat dan rukun yang berlaku menurut syariat.

Shaumul khushus yaitu puasa seperti puasa umum namun juga organ tubuhnya berpuasa, dengan menahan diri dari ucapan, penglihatan, pendengaran dan perbuatan dari hal-hal yang tidak baik, menyinggung orang lain, atau yang sia-sia dan tak berguna. 

Sedangkan shaumul khushusil khushus, yaitu puasa khusus yang ditambah lagi dengan puasa hati, yaitu menghindari dari memikirkan, mengkhayalkan atau membayangkan hal-hal duniawi.

Tiga tingkatan di atas melambangkan ada anak tangga menuju puasa pada derajat yang lebih tinggi. Seseorang akan dapat naik peringkat puasanya jika ia memiliki pengetahuan tentang Allah SWT (makrifatullah). Makrifat itu sendiri adalah terbukanya rahasia-rahasia ketuhanan dan tersingkapnya hukum-hukum Tuhan yang meliputi segala yang ada.

Dalam bahasa  yang sederhana makrifatullah adalah mengenal Allah, yaitu tidak ada yang wujud selain Allah dan perbuatan Allah. Malrifatullah sangat erat hubungannya dengan keimanan. Orang yang sudah mencapai derajat makrifatullah maka keimanan semakin kuat karena sekat-sekat keraguan dalam dirinya sudah tidak ada lagi.

BERITA TERKAIT

Puasa mendorong pelakunya mengenal Allah SWT. Sebab ibadah puasa, khususnya puasa Ramadan dalam taraf tertentu membutuhkan keimanan yang kuat. Jika tidak ada keimanan tentulah seseorang tidak mau melaksanakannya karena secara fisik ibadah puasa sebulan penuh memerlukan tekad yang kuat.

Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal ini menunjukkan faktor iman sangat penting dalam ibadah puasa. Orang yang imannya meningkat karena makrifatullah tentu melaksankan ibadah puasa akan lebih berkualitas. Tidak sekedar menahan makan, minum, dan syahwat di siang hari. Tetapi sudah dapat melaksanakan puasa khushus atau bahkan khushusil khushus.

Mengenal Allah SWT. melalui puasa dapat dilihat dari perintah puasa. Di mana perintah Allah kepada hamba-Nya untuk melakukan salah satu sifat-Nya, yaitu tidak makan dan tidak minum. Begitu pula puasa adalah istighna’, yaitu tidak membutuhkan segala sesuatu. Istighna’ adalah sifat Allah, di mana Allah tidak membutuhkan segala sesuatu.

Sebenarnya saat berpuasa, kita sedang berlatih untuk bersifat dengan sifat Allah, walau jelas kita sangat berbeda dengan Allah SWT, karena kita sangat membutuhkan orang lain.

Meniru sifat Allah bagian dari upaya kita mengenal Allah SWT.  Karena itu Rasulullah saw. sendiri menyuruh kita berakhlak seperti akhlaknya Allah SWT, “Berakhlaklah kamu dengan akhlak Allah”.

Puasa ini sangat erat kaitannya dengan makrifatullah maka yang dapat menghitung pahala orang yang berpuasa hanya Allah SWT sendiri. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw., "Segala amal kebaikan manusia adalah untuknya; satu kebaikan akan dibalas sepuluh hingga 700 kali-lipat. Allah SWT berfirman ‘Kecuali puasa karena ia adalah milikKu dan Aku pula yang akan membalasnya ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumannya karena Aku’.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Karena itu, bersungguh-sungguh dalam berpuasa dengan menjalankan ibadah puasa dan memaknai puasa secara hakiki akan menjadikan kita semakin mengenal Allah SWT.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas