Si Kecil Lagi Belajar Puasa? Perhatikan Gizinya Ya, Ini Kiatnya
Asupan makanan pada anak dengan gizi yang seimbang harus tetap terpenuhi walau sedang berpuasa.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Memperkenalkan nilai-nilai agama sejak dini, merupakan hal yang banyak dilakukan oleh para orangtua, agar nantinya sang buah hati menjadi seseorang yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia di masa depan.
Hal itu bukan saja menguntungkan bagi orangtua, namun juga bagi sang anak agar tidak terjebak dalam lubang kemaksiatan karena telah dibentengi oleh nilai-nilai agama.
Dari banyaknya cara, ada salah satu hal yang kerap diperkenalkan oleh para orangtua kepada buah hatinya tentang nilai-nilai agama, yaitu dengan menjalankan ibadah puasa.
Salah satu bentuk ibadah ini tidak hanya dapat menyehatkan jasmani seseorang, namun juga dapat membersihkan rohani orang yang menjalankannya, sambil dibarengi dengan tuntunan yang disampaikan oleh Allah SWT.
Walau terkadang anak-anak tidak kuat berpuasa sehari penuh, yang terpenting di sini adalah pengenalan puasa dapat tertanam kepada si anak sejak dini.
Selain itu, saat puasa para orangtua bersama anaknya pun harus belajar mengenai gizi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya walau sedang menjalankan puasa di bulan suci.
Dokter spesialis anak RS UGM Yogyakarta, dr. Vetria Sekar Damayanti, M.Sc, Sp.A menyampaikan, asupan makanan pada anak dengan gizi yang seimbang harus tetap terpenuhi walau sedang berpuasa.
Di sini, makanan berfungsi sebagai penghasil energi untuk menjalankan aktivitas, mengganti sel-sel tubuh yang rusak, menunjang proses tumbuh kembang, serta membentuk sistem kekebalan tubuh.
Vetria mengatakan, pada kondisi normal, seorang anak dianjurkan untuk makan besar tiga kali sehari, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam.
Selain makan besar, anak pun membutuhkan makan selingan sebanyak dua hingga tiga kali sehari.
Saat berpuasa, pola makan mengalami perubahan. Makan besar hanya dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat sahur dan makan malam.
Begitupun dengan makan selingan, hanya dilakukan saat buka puasa. Saat berpuasa, anak tidak mengkonsumsi makanan atau minuman apa pun. Hal itu menurutnya tentu berpengaruh terhadap asupan gizi bagi anak tersebut.
"Pada kondisi normal (tidak puasa), berbagai kegiatan sehari-hari dapat kita lakukan dengan baik karena adanya sumber energi dari glukosa. Glukosa merupakan sumber energi bagi otak, hati, otot, sel darah merah, dan sel lemak," kata Vetria.
Sumber energi tersebut kata ia, tergantung pada kadar gula darah dalam tubuh yang dipertahankan dari asupan makanan.
Makanan yang dikonsumsi anak dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh sampai empat jam. Namun setelah itu kadar gula darah akan menurun bertahap.
Setelah empat jam, untuk mempertahankan kadar gula darah, tubuh akan memecah cadangan glukosa yang disimpan dalam hati dan otot atau glikogen.
Jika cadangan glikogen habis, selanjutnya tubuh akan menggunakan cadangan lemak dan protein sebagai sumber energi.
"Pada tahap ini, tubuh akan mengalami kelaparan yang dapat mengangu tumbuh kembang anak. Itu sebabnya, saat berpuasa sangat penting untuk mengkonsumsi makanan yang bias mempertahankan kadar gula darah tetap stabil dalam jangka waktu yang lebih lama," paparnya.
Untuk itu, ada beberapa kiat berpuasa yang benar untuk anak. Sebenarnya hal ini telah banyak diketahui oleh masyarakat, namun kadang kali sedikit terlupakan akibat keadaan tubuh yang lapar dan sebagainya.
Ketika mengajarkan anak berpuasa, pastikan sang anak sehat dan berstatus gizi baik.
"Makan sahur dekat waktu imsak dan berbuka segera setelah adzan maghrib. Begitupun ketika sahur dan berbuka, konsumsilah makanan dengan jumlah dan jenis yang tepat," jelasnya. (*)