Imam Muda Masjid Lebanon Asal Palembang Ini Ternyata Juga Piawai Menulis Novel
Sosok pemuda yang menjadi imam salat di atas kapal laut Lebanon mendadak jadi perbincangan di media sosial.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWS.COM, LEBANON - Sosok pemuda yang menjadi imam salat di atas kapal laut Lebanon mendadak jadi perbincangan di media sosial.
Ia adalah Fitrah Alif Tama, seorang pemuda berusia 19 tahun asal Palembang, Provinsi Sumatra Selatan.
Banyak netizen bertanya-tanya siapa sosok imam masjid di Negara Lebanon ini.
Dalam perbincangan eksklusif dengan TribunnewsBogor.com (Tribunenws.com Network), putra dari pasangan Yuli Suryadi dan Emi Hartati ini menceritakan pengalamannya selama menjadi imam di Lebanon.
Alif merupakan anak kedua dari lima bersaudara.
Ia santri di Pondok Pesantren Daarul Qur'an binaan Ustaz Yusuf Mansur.
Alif memang sudah dipercaya untuk mempimpin shalat berjamaan saat liburan pulang ke kampung halamannya di Palembang.
Dari lima bersaudara, Alif dan adik perempuannya, Nabilah Asy Syifa, menimba ilmu di Pondok Pesantren Daarul Qur'an.
"Pas pertama kali disuruh jadi imam haru rasanya, mengingat saya masih kecil saat masih mondok di Daarul Qur'an," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, melalui whatsapp Selasa (21/6/2016)
Sejak berusia 17 tahun, Alif sudah hafal dan fasih dalam melantunkan ayat suci Al Qur'an.
Maka, tidak heran jika pemuda yang mengaku masih single ini dipercaya untuk menjadi imam dalam shalat berjamaah.
Alif mengatakan, jika keluarga besarnya tidak ada yang berlatar belakang keagamaan seperti seorang ustaz ataupun seorang mubaligh.
"Berangkat dari itu, saya ingin menambah nuansa religius atau bahkan mereligiuskan keluarga besar kami ini," tuturnya.
Ayahnya merupakan seorang Sarjana Hukum (SH) yang saat ini bekerja sebagai Panitera di Pengadilan Agama Sekayu, Sumatra Selatan.
"Ayah memang memberikan perhatian lebih pada anak-anaknya dalam menuntut ilmu agama. Walaupun latar belakang keluarga kami tidak ada yang keagamaan," kata dia.
Hingga saat ini, sudah sekitar enam bulan Alif berada di Lebanon untuk menuntut ilmu di Fakultas Syariah, Universitas Tripoli demi menggapai cita-citanya yang ingin menjadi seorang Penulis dan Mufassir (Ahli Tafsir).
"Minta do'anya, supaya terkabul," ucapnya.
Sejak awal Ramadhan, di Lebanon Alif menjadi seorang imam untuk memimpin salat berjamaah di Masjid Al-Khoirot yang berlokasi di Jalan Islah, Tripoli, Lebanon.
"Ya ini pengalaman pertama bagi saya pribadi mengimami Sholat Tarawih di Luar Negeri," tambahnya.
Selama bulan ramadhan, keseharian pemuda ini dihabiskan untuk murojaah (mengulang hafalan quran).
Ia juga menulis novel, mengisi kajian online dan berorganisasi sambil mengisi waktu liburan kampusnya.
Alif mengatakan, jika lebaran tahun ini dirinya tidak akan pulang kampung halamanya di Palembang.
Sebab, masih banyak kegiatan yang harus dikerjakan di sana.
"Tahun ini tidak pulang, sepertinya tahun depan, Insya Allah," kata dia.
Selama di sana, Alif rupanya kangen untuk mencicipi makanan khas daerahnya yaitu Empek-empek Palembang.
"Bukan cuma makanannya saja yang bikin kangen, tapi orang-oranya juga bikin saya kangen," tandasnya.