Dubes Tiongkok Membawa Kabar Betapa Damainya Umat Muslim di Negerinya Berpuasa
Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xie Feng, menyebut di Tiongkok ada 23 juta penduduk muslim.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xie Feng, menyebut di Tiongkok ada 23 juta penduduk muslim.
Dijelaskannya ada 56.000 ulama dan 35.000 masjid di Tiongkok.
"23 juta muslim di Tiongkok (saat ini) sedang menjalankan Ramadhan dalam suasana tenang damai," ujar Xie Feng di hadapan warga Nahdlatul Ulama (NU) di pesantren Al Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat (2/6/2017) lalu disambut tepuk tangan.
Dalam sambutannya itu, ia menjelaskan pemerintah Tiongkok membebaskan warganya untuk memeluk agama, termasuk agama Islam.
Pemerintah juga menjamin rakyatnya untuk menjalankan ibadah sesuai kepercayaan masing-masing.
"Sama seperti di Indonesia, kaum muslim juga menunaikan berbagai kewajiban agama seperti salat, puasa, naik haji dan adat istiadat lainnya dalam suasana tenteram," ujar Xie Feng dalam bahasa Tiongkok yang dipandu seorang penterjemah.
Dikatakan dia, pemerintah Tiongkok setiap tahun memberangkatkan belasan ribu muslim naik haji ke tanah suci di Makkah.
"Menetapkan peraturan mengenai makanan halal dan menyiapkan makam khusus untuk Muslim," ujarnya.
Di DPR dan MPR Tiongkok, menurut Xie Feng terdapat sejumlah perwakilan rakyat yang beragama Islam.
Tidak hanya di era moderen ini, sejak era kerajaan, muslim sudah memegang jabatan penting.
Dalam kesempatan itu, ia bercerita soal Laksamana Ceng Ho, seorang pelaut muslim yang sempat singgah di Indonesia sekitar 600 tahun lalu.
"Cheng Ho tidak hanya membawa porselin, teh dan sutra, juga membuka halaman baru dalam sejarah komunikasi dan saling belajar antara Muslim Tiongkok dan Muslim Indonesia," katanya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj dalam sambutannya pada acara yang sama menegaskan Tiongkok bukanlah bangsa penjajah.