Ramadan, Ketua Fraksi PKS Ziarah ke Makam Ibunda di Tanah Suci
Ia selalu menyempatkan diri berziarah ke tanah suci Mekkah untuk mengunjungi makam ibundanya.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini memiliki tradisi selama bulan suci Ramadan. Ia selalu menyempatkan diri berziarah ke tanah suci Mekkah untuk mengunjungi makam ibundanya.
Ibunda Jazuli meninggal pada saat menjalankan ibadah haji pada tahun 2010. Saat itu, Jazuli juga sedang menuaikan ibadah haji. "Saat itu, ibu sedang berhaji bersama saya," kata Jazuli ketika ditemui Tribunnews.com.
Jazuli mengatakan tradisi berziarah menjelang Ramadan serta setelah lebaran cukup baik. Meskipun, ziarah sebelum Ramadan tidak diwajibkan.
"Kalau sempatnya sebelum Ramadan ya enggak apa-apa, jangan dibilang bidah, yang penting kapan dia sempat, agama jangan dibikin takut sama orang, saya termasuk ziarah sebelum Ramadan sesudah lebaran ziarah, itu kita lakukan," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Jazuli mengaku rutin berziarah ke makam orangtuanya. Setiap tahun, Jazuli menyempatkan diri ke tanah suci untuk mengunjungi makam ibundanya sambil melaksanakan ibadah umroh.
"Ibu kebetulan makamnya di tanah suci, lagi haji dia meninggal dunia. Jadi setiap haji, saya minta izin sama jamaah kunjungi makam orang tua saya. Ketika umroh saya datang ziarah, makam di Indonesia kalau enggak sibuk saya datangi," kata Jazuli.
Jazuli juga meluangkan waktunya tidak berceramah untuk berbuka bersama keluarga. Sehabis berbuka bersama, Jazuli dengan keluarganya melaksanakan salat tarawih di masjid. Mengenai tradisi mudik, Jazuli mengaku kerabatnya tidak terlalu jauh dari Jakarta. Kerabat Jazuli terjauh berada di Subang.
"Hanya kakak di Subang, ya saya ke sana, kadang mereka yang ke rumah saya," kata Jazuli.
Selain itu, Jazuli juga menyampaikan Ramadan mengajarkan dan mendidik kecerdasan spritual. Ibadah puasa, kata Jazuli, juga mengajarkan keikhlasan.
"(Puasa) mendidik kita untuk spritual yang tinggi. Puasa ini mengasah kepekaan sosial. Kita lapar, haus untuk peduli terhadap sesama," kata Jazuli.
Jazuli menuturkan puasa mengajarkan kebersamaan. Hal itu penting untuk Indonesia sebagai negara besar. Dimana, persoalan besar tidak bisa dipikul oleh sekelompok masyarakat.
"Maka harus diemban semua kelompok. Kita harus kompak untuk menyelesaikan persoalan. Tidak perlu elit politik dan pemerintah ego. Tapi harus bersama, momentum Ramadan momen kebersamaan, kokohkan nasionalisme, toleransi dan NKRI," kata Jazuli.