Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Puasa 22 Jam, Umat Muslim di Islandia Hanya Punya Waktu 2 Jam untuk Tarawih dan Sahur

Muslim di Islandia harus menjalani puasa Ramadan selama 22 jam sehari dan hanya punya waktu sekitar dua jam untuk berbuka, salat Tarawih dan makan sa

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Puasa 22 Jam, Umat Muslim di Islandia Hanya Punya Waktu 2 Jam untuk Tarawih dan Sahur
(BBC)
Malam yang singkat membuat sebagian umat Muslim di Islandia memilih berbuka puasa, salat Tarawih dan sahur bersama di masjid. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, ISLANDIA - Muslim di Islandia harus menjalani puasa Ramadan selama 22 jam sehari dan hanya punya waktu sekitar dua jam untuk berbuka, salat Tarawih dan makan sahur.

Ibadah puasa dijalankan mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Di Indonesia, puasa dijalankan selama kurang lebih 13 jam. Namun di wilayah lingkaran Arktik atau Kutub Utara, waktu puasa bisa jauh lebih panjang, terutama bila berlangsung di musim panas.

Salah satu negara yang memiliki rentang waktu puasa terpanjang adalah Islandia -di mana umat Muslim harus berpantang dari lapar, haus dan segala hal yang bisa membatalkan puasa- hingga 22 jam.

Di Islandia, fajar mulai pukul 04.00 dan matahari terbenam sekitar pukul 23.00. Hal itu berarti umat Muslim hanya punya waktu dua jam untuk berbuka, menjalankan salat Tarawih dan Sahur.

Baca: Ikuti Cara Sehat Rasulullah Selama Puasa, Perbanyak Ibadah Setelah Sahur, Dampaknya Luar Biasa

Di Islandia, matahari terbit pukul 04.00 dan terbenam pukul 23.00 pada musim panas. (BBC)
Di Islandia, matahari terbit pukul 04.00 dan terbenam pukul 23.00 pada musim panas. (BBC) ()

Sulaman, pria asal Pakistan yang pindah ke Islandia lima tahun lalu, adalah salah seorang yang menjalani puasa selama 22 jam itu.

"Dalam Islam, Anda berpuasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, jadi saya berpuasa selama hampir 22 jam," katanya.

Berita Rekomendasi

Dia menyebut berpuasa nyaris seharian bukanlah hal yang berat untuk dijalani.

"Iman yang membuat saya bisa menjalani ini. Jika Anda yakin, semua akan mudah dan lama-kelamaan tubuh Anda akan terbiasa karena itu sudah menjadi rutinitas," lanjutnya.

Di sisi lain, istri Sulaman, Zara, tidak berpuasa di Ramadan tahun ini. Zara tengah mengandung.

Umat Muslim di Islandia menjalani puasa selama 22 jam.
Umat Muslim di Islandia menjalani puasa selama 22 jam. ((GETTY IMAGES))

Umat Muslim di Islandia menjalani puasa selama 22 jam.

Kendati demikian, Zara akan tetap bangun saat fajar untuk membantu suaminya menyiapkan sahur. Sulaman makan sahur pada pukul 02.00. Umumnya dia menyantap yoghurt dan buah sebagai menu sahur sehari-hari. Setelah menjalankan salat Subuh, Sulaman tidur selama lima jam sebelum bangun dan bersiap berangkat kerja.

Dia mengatakan tetap bekerja seperti biasa dan tidak meminta keringanan karena berpuasa.

Yaman, pemilik restoran kebab di Reykjavik, menyatakan hal serupa. Iman dan ketakwaan membuatnya mampu menjalani puasa panjang tanpa mengeluh.

"Memang tidak mudah, tapi jika Anda sudah meyakini sesuatu, Anda akan tetap menjalaninya," ujar dia.

Malam yang singkat membuat sebagian umat Muslim di Islandia memilih berbuka puasa, salat Tarawih dan sahur bersama di masjid.

Adapun, saat waktu berbuka puasa tiba, Yaman dan sekelompok umat Muslim lainnya lebih memilih melakukan buka puasa bersama di masjid sekaligus menjalankan salat Tarawih. Usai salat, mereka kembali sahur bersama sebelum kembali ke rumah masing-masing.

Di Islandia, terdapat sekitar 1.000 orang yang memeluk agama Islam. Namun tidak semua orang menjalani jam puasa yang panjang seperti Sulaman dan Yaman.

Hal itu dibenarkan Mansoor, imam sebuah komunitas Muslim di Reykjavik, ibu kota Islandia. Di komunitas Mansoor, umat Muslim berpuasa selama 18 jam.

"Terdapat surat dalam Alquran tentang puasa Ramadan yang mengatakan Allah memudahkan umat-Nya berpuasa," papar Mansoor, yang menyebut hal itu dilakukan karena terdapat beberapa kasus di mana umat Muslim pingsan, saat menjalani waktu puasa yang sangat panjang.

Terdapat beberapa anjuran tentang lamanya puasa Ramadan bagi umat Muslim yang berada di negara dengan waktu siang yang lebih panjang dari malam.

Ulama di Islandia membebaskan umatnya memilih lama puasa sesuai kemampuan mereka.

Ulama di Islandia membebaskan umatnya memilih lama puasa sesuai kemampuan mereka.
Ulama di Islandia membebaskan umatnya memilih lama puasa sesuai kemampuan mereka. ( (BBC))

Mereka dapat berbuka puasa menggunakan waktu matahari terbenam di negara terdekat yang tidak memiliki siang hari terus menerus, negara mayoritas Muslim terdekat, atau mengunakan rentang waktu puasa Arab Saudi. Pilihan lainnya, mengikuti waktu matahari terbenam setempat.

Karim Askari, Direktur Eksekutif Yayasan Islam Islandia mengatakan umat Muslim di Islandia bisa mengikuti anjuran manapun sesuai dengan keyakinan mereka.

"Ada yang berpuasa selama 22 jam, ada juga yang mengikuti waktu berpuasa di negara Eropa, seperti Prancis," paparnya.

Di sisi lain, Askari mengatakan kendati berpuasa lebih lama, Ramadan di Islandia justru lebih mudah dijalani.

"Berpuasa di iklim yang panas jauh lebih sulit. Orang cenderung lebih mudah emosi karena lapar dan haus saat cuaca panas, namun di iklim yang dingin, puasa akan lebih mudah," tambahnya.

Selain Islandia, waktu puasa yang cukup panjang juga dijalani umat Muslim di Swedia, Norwegia, dan Finlandia yang berpuasa selama 20 jam.

Adapun umat Muslim di Inggris berpuasa selama 18 jam, sementara di Jerman, puasa berlangsung selama 17 jam. (BBC)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas