Selalu Disajikan Saat Lebaran Idul Fitri, Ini 4 Fakta Menarik Tentang Ketupat dan Opor Ayam
Sebagai hari yang istimewa, banyak masakan istimewa yang disajikan, salah satu yang wajib ada yakni ketupat dan opor ayam. Ini fakta menariknya!
Editor: Fitriana Andriyani
TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah jatuh pada Rabu (5/6/2019) besok.
Sebagai hari yang istimewa, banyak masakan istimewa yang disajikan, salah satu yang wajib ada yakni ketupat dan opor ayam.
Makanan ini menjadi ciri khas dan selalu ada saat lebaran tiba.
Biasanya, makanan ini menjadi hidangan saat berkumpul bersama keluarga.
Ternyata ketupat dan opor ayam memiliki sejumlah fakta menarik, lho.
Dikutip dari TribunStyle.com dan Tribunnews.com, berikut diantaranya:
Baca: 10 Langkah Membuat Ketupat Lebaran yang Pulen, Tidak Bantat dan Tahan Lama
1. Sejarah penyebaran ketupat
Dikutip dari TribunStyle, sajian ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga saat menyebarkan agama Islam di Jawa Tengah.
Sunan Kalijaga sendiri menggunakan budaya dan tradisi lokal untuk mengenalkan agama Islam agar mudah diterima, termasuk lewat kuliner lokal.
Awalnya masyarakat lokal telah memiliki kebiasaan menggantung ketupat di depan pintu rumah sebagai jimat keberuntungan.
Oleh Sunan Kalijaga, tradisi ini diubah dengan menjadikan ketupat sebagai sajian bernuansa islami untuk menghilangkan unsur mistisnya.
Sunan Kalijaga memang menjadi orang pertama yang mengenalkan ketupat sebagai sajian khas Lebaran.
Baca: RESEP LENGKAP Menu Pendamping Ketupat: Opor Ayam, Sambal Goreng, Rendang, hingga Gulai
2. Makna nama ketupat
Ketupat merupakan nasi lontong yang dikemas di dalam janur yang dijalin sedemikian rupa.
Hidangan ini merupakan menu makanan tradisional yang selalu ada saat Lebaran, khususnya sejak hari ketujuh setelah jatuhnya 1 Syawal.
Selain digunakan untuk pendamping opor ayam, ketupat rupanya memiliki makna tersendiri.
Dalam tradisi Jawa yang kerap membangun simbol-simbol, ketupat atau kupat menyimpan makna simbolis yang berarti mengaku salah.
Kupat sendiri, adalah akronim dari Ngaku Lepat atau mengakui kesalahan.
Karenanya, dengan memberikan atau menghidangkan ketupat untuk orang lain, dapat dimaknai sebagai ungkapan pengakuan salah sekaligus permintaan maaf.
Baca: Dari Rendang Sampai Opor Ayam Picu Kolesterol Tinggi, Harus Segera Atasi!
3. Arti filosofis ketupat
Selain kepanjangan namanya, anyaman dan bentuk ketupat juga memiliki beberapa makna filosofis.
Bentuk ketupat adalah belah ketupat dengan empat sisi dan bermakna Kiblat Papat Lima Pancer dalam bahasa Jawa.
Kiblat Papat Lima Pancer ini berarti Lima Arah Mata Angin Satu Pusat.
Maksudnya adalah, semua arah yang mencakup Timur, Barat, Utara, dan Selatan memiliki satu pusat, yakni Kakbah.
Sehingga, makna lebih dalam berarti ke mana pun manusia melangkah ke berbagai penjuru mata angin, ia akan tetap kembali ke pusatnya, yakni Allah SWT.
Sementara itu, anyaman ketupat yang cukup rumit mencerminkan rumitnya perilaku dan dosa manusia.
Namun, ketika bungkus anyaman ketupat dibuka timbullah isi ketupat yang putih bersih.
Inilah yang melambangkan jiwa manusia yang kembali bersih seusai Ramadan dan bermaaf-maafan.
Baca: 5 Variasi Resep Opor Ayam Lebaran, Opor Ayam Cabai Hijau sampai Opor Ayam Jinten yang Kaya Manfaat
4. Opor ayam
Opor ayam juga tak kalah eksis dengan ketupat.
Hidangan ini menjadi hidangan yang selalu ada saat lebaran dan menjadi pasangan dari ketupat.
Opor ayam adalah masakan yang umum dikenal berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, dua daerah yang memiliki akar budaya Jawa.
Santan ini sendiri memiliki makna yang dapat mengarah pada namanya dalam bahasa Jawa, yakni Santen.
Kata 'santen' ini dianalogikan dengan kata 'pangapunten' yang bermakna meminta maaf.
Baca: RESEP LENGKAP Menu Pendamping Ketupat: Opor Ayam, Sambal Goreng, Rendang, hingga Gulai
Baca: Lebaran Sebentar Lagi! Ini Resep Opor Ayam Kuning yang Lezat, Cocok Dihidangkan dengan Ketupat
(TribunJatim/Pipin Tri Anjani)
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul 4 Fakta Menarik Ketupat & Opor Ayam yang Selalu Disajikan Saat Lebaran, dari Sejarah hingga Makna!.