Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Berpuasa di Benua Eropa: Tomy Puasa Hingga 18 Jam Lamanya, Subuh Jam 2 Pagi, Berbuka Jam 8 Malam

Bulan Ramadan kali ini yang menjadi istimewa lantaran pemerintah Rusia melakukan pembatasan, tidak ke luar rumah untuk menekan penyebaran Covid-19.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Berpuasa di Benua Eropa: Tomy Puasa Hingga 18 Jam Lamanya, Subuh Jam 2 Pagi, Berbuka Jam 8 Malam
TRIBUNNEWS/HO
Aktivitas Mahasiswa Universitas Federal Kazan Hartomy Akbar Basory, 28 tahun, menjalani ibadah puasa di Kazan, Rusia. TRIBUNNEWS/HO 

 TRIBUNNEWS.COM, KAZAN - Sudah dua tahun Hartomy Akbar Basory (28) menetap di Kazan, Rusia. Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan untuk kedua kalinya, jauh dengan keluarga tercinta.

"Puasa di sini lebih lama dibanding di Tanah Air. Menjalankan puasa disini lamanya bisa 17 sampai 19 jam," ujar Tomy mengawali ceritanya kepada tribun.

Bulan Ramadan kali ini yang menjadi istimewa lantaran pemerintah Rusia juga melakukan pembatasan, tidak ke luar rumah untuk menekan penyebaran Covid-19.

Pusat respons krisis virus Corona Rusia mencatat kasus infeksi Corona di Rusia mencapai 57.999 kasus.

Tomy mengatakan Rusia tak jauh bedanya dengan Indonesia dari jumlah penduduk yang banyak dan sama-sama memiliki ragam budaya.

Baca: Achmad Purnomo Mundur Lawan Gibran untuk Cegah Perpecahan di PDIP? Ini Kata Pengamat

Bedanya hanya ketika menjalanan puada di bulan Ramadan.

"Kita subuh jam 2 pagi dan baru berbuka pada pukul jam 8 malam," kata dia.

BERITA TERKAIT

Kazan adalah salah satu kota di negara Rusia yang mayoritasnya berpenduduk muslim.

Kazan (800 km di tenggara Moskow), ibu kota Republik Tatarstan dan salah satu kota tertua di Rusia (didirikan pada 1005).

Selama bulan puasa tempat makan di sana pun tak jauh berbeda dengan di Indonesia.

Mereka menutup jendela tempat makan dengan gorden atau kain penutup jendela.

Aktivitas Mahasiswa Universitas Federal Kazan Hartomy Akbar Basory, 28 tahun, menjalani ibadah puasa di Kazan, Rusia. TRIBUNNEWS/HO
Aktivitas Mahasiswa Universitas Federal Kazan Hartomy Akbar Basory, 28 tahun, menjalani ibadah puasa di Kazan, Rusia. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUNNEWS/HO)

"Seperti pujasera atau warung tetap buka tapi dikasih gorden, itu tahun lalu. Kalau untuk tahun ini mereka tetap buka tapi tidak boleh masuk ruangan," tutur Tomy.

Tomy juga bercerita jemaah dibatasi datang ke sejumlah masjid di Kazan, terutama saat pandemi corona.

Hal itu dilakukan untuk pencegahan terjadinya penularan corona.

"Ke masjid dibatasi tidak sebebas tahun lalu," ujarnya.

Tahun lalu Tomy bisa berbuka di basement masjid.

Baca: Belajar dari Vietnam, Dibutuhkan Kepatuhan Masyarakat Agar Korban Covid-19 Semakin Berkurang

Di Rusia, menurut dia, setiap bangunan memiliki basement. Setiap masjid ada basement karena budaya Rusia selain karena dingin, bangunan-bangunan, memiliki basement.

"Tahun lalu setelah salat Maghrib takjilan kurma. Berbuka bersama, makan bareng, tapi cowok sama ceweknya dibedakan. Di meja sudah tersedia buah, sayur," kata dia.

Tomy adalah salah satu mahasiswa Universitas Federal Kazan, Rusia.

Keinginannya belajar di sana bermula karena keingintahuan. Dari menonton gala aksi yang mengidentikkan orang Rusia adalah mafioso.

Aktivitas Mahasiswa Universitas Federal Kazan Hartomy Akbar Basory, 28 tahun, menjalani ibadah puasa di Kazan, Rusia. TRIBUNNEWS/HO
Aktivitas Mahasiswa Universitas Federal Kazan Hartomy Akbar Basory, 28 tahun, menjalani ibadah puasa di Kazan, Rusia. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUNNEWS/HO)

"Waktu saya kecil saya melihat semua stereotype di film orang rusia selalu dikaitkan dengan mafia. Tapi masa iya tidak ada sisi baiknya? Dan selama pandemi corona ini aktivitas saya selain kuliah online, mengerjakan tugas online," katanya.

Tomy bercerita lagi, Rusia tak jauh bedanya dengan Indonesia dari jumlah penduduk yang banyak dan sama-sama memiliki ragam budaya.

Islam di Rusia merupakan agama terbesar kedua setelah agama mayoritas Kristen Ortodoks.

Baca: Gery Bersyukur Tak di-PHK Meski Gajinya Dipotong Perusahaan Agen Travel Hingga 30 Persen

Populasinya sekitar 20 juta penduduk atau 14 persen dari sekitar 142 juta seluruh penduduk Rusia.

Tomy tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPID).

Selama pandemi corona dan menjalani bulan puasa di sana, ia juga membuat acara donasi bersama PPID.

Selama di Kazan, ia bersama Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (Permira) Kazan Tim Divisi Kerohanian membuat kuliah tujuh menit (Kultum). (tribun network/denis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas