Molor Sepanjang Hari, Sahkah Puasanya? Begini Islam Mengatur Tidur yang Sehat Sesuai Tuntunan Nabi
Puasa kok molor sepanjang hari. Sahkah ibadah puasanya? Bagaimana Islam mengatur adab tidur? Simak penjelasannya.
Penulis: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puasa kok molor sepanjang hari. Sahkah ibadah puasanya? Bagaimana Islam mengatur adab tidur? Simak penjelasannya.
Tidur mungkin menjadi pilihan sebagian orang untuk mengisi waktu sebelum berbuka puasa.
Terlebih lagi puasa Ramadan 1441 Hijriah kali ini dijalani umat muslim saat pandemi virus corona atai covid-19.
Di rumah saja membuat kebiasaan ngabuburit keluar rumah membuat sebagian orang menggisi waktu dengan istirahat tidur siang.
Namun bagaimana apabila aktivitas tidur itu dilakukan sejak pagi hingga menjelang waktu berbuka?
Apakah puasa yang kita jalankan dianggap sah?
Melansir tayangan YouTube Al-Bahjah TV, pertanyaan serupa muncul dari seseorang yang menghadiri ceramah Buya Yahya.
"Buya apakah sah puasa, jika tidur dari pagi hingga menjelang berbuka? Hingga terkadang salat zuhur dan ashar terlewat," tanya orang tersebut.
Menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya langsung mengatakan bahwa salah satu hal yang membatalkan puasa adalah hilang akal.
"Baik langsung saya masukan bab fiqih saja, yang membatalkan puasa adalah hilang akal," kata Buya.
Buya Yahya mengatakan bahwa ada tiga hal yang termasuk dalam kategori hilang akal.
"Hilang akal ada tiga," kata Buya.
Pertama, gila. Maka orang kalau gila batal puasanya, biarpun sebentar.
"Lagi ngobrol begini, tiba-tiba datang gilanya. Batal puasanya. Enggak tahu gimana contohnya. Pokoknya gila," ujar Buya.
Kedua, pingsan, ayan. Puasanya dianggap batal kalau pingsannya sehari penuh.
"Sahur dia pingsan, kemudian sadar setelah wakktu buka, isya bangun. Maka pingsan ini membatalkan puasa," terang Buya .
Namun Buya Yahya menjelaskan, apabila orang pingsan tersebut sempat sadar meski kemudian kembali pingsa, maka puasanya tidak batal dan dianggap sah.
"Tapi kebalikan daripada gila. Kalau pingsan itu sempat sadar walaupun sebentar di siang harinya, maka puasanya dianggap sah,"
Baca: KONSULTASI RAMADAN, Apakah Puasa Akan Batal Jika Jalani Tes Swab? Ini Penjelasan Ustaz
Baca: KONSULTASI RAMADAN, Menelan Ludah Tak Batalkan Puasa, Tapi Ada Syaratnya, Ini Dalilnya
Baca: Cita Citata Cerita Puasa Ramadan Pertama Sang Kekasih, Roy Geurts Tak Tahu Sahur dan Berbuka
Hilang akal yang ketiga adalah tidur. Kalau hukum tidur, habis sahur tidur kemudian bangun isya, puasanya adalah sah.
Buya Yahya mengatakan, tidur merupakan kategori hilang akal yang tidak membatalkan puasa.
"Maka ini adalah hilang akal yang tidak batalkan puasa," ujarnya.
Namun lain halnya dengan kewajiban salat.
"Salatnya gimana? Ini bab puasa bukan bab salat," kata Buya.
Buya Yahya mengatakan, bahwa salat adalah kewajiban setiap umat muslim.
Apabila orang tersebut meninggalkan waktu salat karena ketiduran seharian maka ia berdosa.
"Adapun salatnya ya harus (dilaksanakan), dia dosa," kata Buya Yahya.
Buya Yahya kembali menegaskan, bahwa meski tidur seharian maka puasa tetap dianggap sah.
"Yang jelas puasanya adalah sah," kata Buya Yahya.
Simak videonya
Tidur dan Hidup Sehat Dalam Pandangan Islam
Manusia yang rileks, tidur, obesitas dan zikir.
Tema yang sangat berhubungan kuat dengan kebiasan masyarakat terutama manusia urban yang selalu tegang, depresi dan stres.
Kecenderungan pola hidup yang sembarangan membuat manusia urban kehilangan keseimbangan.
Ternyata akar dari semua itu adalah kehidupan yang tidak islami, yaitu pola hidup yang jauh dari tuntunan Nabi.
Pola hidup yang baik dan nyaman adalah sebuah kebutuhan bagi manusia yang hidup di bumi.
Khususnya manusia yang hidup sebagai masyarakat urban yang tinggal di kota besar.
Cepatnya laju perkembangan kota besar membuat masyarakat urban dituntut untuk berpacu untuk kehidupannya.
Salah satunya adalah pola tidur.
Tidur adalah salah satu aktifitas yang menyenangkan. Saat tidur keadaan fisik kita akan menjadi tenang, rileks dan bugar.
Selain mengontrol emosi dengan tidur yang berkualitas kita dapat bersemangat dan fokus dalam kehidupan sehari-hari.
Selain gaya hidup, tingginya tuntutan pekerjaan dan aktifitas sehari-hari menjadikan pola tidur kita terganggu.
Aktivitas tidur sangat personal karena berbeda pada individu. tidur seseorang dipengaruhi oleh usia, pekerjaan dan temperamen.
Fakta bahwa orang yang berktivitas dengan otak memerlukan tidur yang lebih banyak daripada orang yang beraktivitas dengan fisik.
Baca: Terdampak Corona, Puluhan PMKS Tidur di Emperan Pasar Tanah Abang
Baca: Inul Daratista Koleksi Berlian Asli karena Ingat Pesan Titiek Puspa
Pola tidur yang tidak sehat dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil, lelah dan berkurangnya kemampuan berpikir. tidak sedikit yang mengidap penyakit tidur yang disebut insomnia.
"Tidur adalah tanda kekuasaan Allah, merupakan aktivitas mengembalikan vitalitas istirahatkan tubuh memperbaiki sel-sel yang rusak," demikia ulasan Beranda Islami KompasTV.
Tidur hendaknya dipahami sebagai salah satu hikmah penciptaan siang dan malam.
Allah ciptakan siang untuk menebar kebaikan di muka bumi dan malam untuk berkontemplasi istirahat.
Ini sudah diatur Islam dalam Firman Allah dalam Quran Surat Ar-Rum Ayat 23
"Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, yaitu tidur kalian di waktu malam dan tidur kalian di siang hari untuk beristirahat dari letihnya pekerjaan kalian. Di antara tanda-tanda-Nya bahwa Dia menjadikan siang agar kalian bergerak di muka bumi untuk mencari rezeki dari Rabb kalian. Sesungguhnya di dalam hal itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan dengan pendengaran yang penuh perhatian dan penerimaan,"
Juga dalam surat An naba ayat 9
"Dan Kami jadikan tidur kalian sebagai jeda dari kegiatan agar kalian beristirahat?"
Lantas, bagaimana patokan tidur yang benar dalam Isalam? Berapa lama sebaiknya tidur?
"Cara mensyukuri nikmat tidur menunaikannya dengan benar. Dalam Islam tak ada patokan berapa lama. Bukan soal durasi tapi pada kualitas tidur."
Etika tidur
Islam juga mengajarkan etika atau adab sebelum tidur.
Pertama Berwudhu seperti diriwayatkan hadits Al Baro’ bin ‘Azib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)
Kedua: Tidur berbaring pada sisi kanan.
Hal ini berdasarkan hadits di atas. Adapun manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh Ibnul Qayyim, “Tidur berbaring pada sisi kanan dianjurkan dalam Islam agar seseorang tidak kesusahan untuk bangun shalat malam. Tidur pada sisi kanan lebih bermanfaat pada jantung. Sedangkan tidur pada sisi kiri berguna bagi badan (namun membuat seseorang semakin malas)” (Zaadul Ma’ad, 1/321-322).
Keempat: Membaca ayat kursi sebelum tidur.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
وَكَّلَنِى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بِحِفْظِ زَكَاةِ رَمَضَانَ ، فَأَتَانِى آتٍ ، فَجَعَلَ يَحْثُو مِنَ الطَّعَامِ ، فَأَخَذْتُهُ فَقُلْتُ لأَرْفَعَنَّكَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – . فَذَكَرَ الْحَدِيثَ فَقَالَ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ ، وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ ، ذَاكَ شَيْطَانٌ »
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari no. 3275)
Kelima: Membaca do’a sebelum tidur “Bismika allahumma amuutu wa ahyaa”.
Dari Hudzaifah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ »
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324)
Artikel ini sebagian diolah dari di Tribunjakarta.com dengan judul Sahkah Puasa Jika Kita Tidur Sepanjang Hari? Simak Penjelasan Buya Yahya, dan KompasTV daalam Begini Islam Ajarkan Hidup Sehat Khususnya Bagi Warga Kaum Urban
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.