Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Sejarah Panjang Berdirinya Masjid Istiqlal Hingga Berdiri di Atas Tanah Reruntuhan Benteng Belanda

Sejumlah pekerja tengah sibuk memoles dinding Masjid Istiqlal. Masjid terbesar se-Asia Tenggara itu tengah direnovasi. Bagaimana sejarah Masjid Istiq

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Sejarah Panjang Berdirinya Masjid Istiqlal Hingga Berdiri di Atas Tanah Reruntuhan Benteng Belanda
Reza Deni
Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah pekerja tengah sibuk memoles dinding Masjid Istiqlal. Masjid terbesar se-Asia Tenggara itu tengah direnovasi. Bagaimana sejarah Masjid Istiqlal?

Masjid ini memiliki jejak panjang sebelum terbangun megah.

Bahkan sempat menimbulkan perdebatan dua pendiri bangsa, Soekarno dan Mohammad Hatta.

Kubah Masjid Istiqlal memiliki ukuran berdiameter 45 meter. Angka 45 melambangkan tahun 1945,
tahun proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Staf Protokol Masjid Istiqlal, Didi Hadian menjelaskan nama Istiqlal berasal dari Bahasa Arab, yang artinya merdeka.

Nama merdeka tak lepas dari perjuangan bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan.

Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. (Reza Deni)

"Sebagai manifestasi atas kemerdekaan. Bentuk rasa syukur maka dibuatlah Masjid Istiqlal," ujar Didi
kepada Tribun .

Berita Rekomendasi

Ada 12 pilar yang menopang kubah di Masjid Istiqlal.

Umat Islam melaksanakan Salat Zuhur berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020). Masjid Istiqlal tidak menggelar Salat Jumat sesuai kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pemerintah Pusat dan daerah untuk mengurangi penyebaran COVID-19, namun menggelar Salat Zuhur berjamaah. Tribunnews/Jeprima
Umat Islam melaksanakan Salat Zuhur berjamaah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020). Masjid Istiqlal tidak menggelar Salat Jumat sesuai kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pemerintah Pusat dan daerah untuk mengurangi penyebaran COVID-19, namun menggelar Salat Zuhur berjamaah. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Angka 12 ini diambil dari tanggal kelahiran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yaitu 12 Rabiul Awwal.

Sekaligus menandakan ada 12 bulan dalam setahun.

Masjid Istiqlal terdiri dari 5 lantai, untuk menandai ada 5 poin dalam rukun Islam.

"Luas masjid 9,5 hektar. Berkapasitas 200 ribu jemaah kalau keadaan full dari lantai dasar, sampai 5 lantai ke atas," ujar
Didi.

Perselisihan Soekarno dan Hatta
Ada kisah di balik sebelum pemancangan tiang pertama pada 24 Agustus 1961 lalu. Presiden Soekarno
dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sempat memiliki pendapat yang berbeda.

Soekarno ingin Masjid Istiqlal dibangun terletak di antara Jalan Perwira, Jalan Lapangan Banteng, Jalan
Katedral dan Jalan Veteran.

Sementara Hatta mengusulkan lokasi pembangunan masjid terletak di tengah-tengah umatnya yaitu di Jalan Thamrin.

Warga beraktivitas di Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat, usai salat Jumat, (9/8/2019). Pemerintah akan melaksanakan salat Idul Adha pada Minggu (11/8/2019) pagi di Mesjid Istqilal. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)
Warga beraktivitas di Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat, usai salat Jumat, (9/8/2019). Pemerintah akan melaksanakan salat Idul Adha pada Minggu (11/8/2019) pagi di Mesjid Istqilal. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (Wartakota/Angga Bhagya Nugraha)

"Bung Hatta maunya di dekat Jalan Thamrin kenapa karena menghemat biaya, tanahnya sudah rata,
dekat dengan pemukiman muslim. Sedangkan kalau di sini harus meratakan benteng pertahanan
Belanda," ujar Didi.

Perselisihan antara Soekarno dan Hatta berjalan demokratis dan saling menghormati pendapat antar
satu sama lain.

"Sempat ada perselisihan. Perselisihan berkelas sangat demokratis," kata Didi.

Soekarno bersikeras karena ingin membangun Masjid Istiqlal di atas bekas benteng Belanda.

"Istiqlal dibangun di atas reruntuhan benteng pertahanan militer Belanda. Terdapat benteng militer citadel.
Selain itu Soekarno ingin Masjid Istiqlal dibangun dekat dengan Geteja Katedral.

"Simbol nyata toleransi antar umat beragama," imbuh Didi. (tribun network/denis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas