Jadwal Buka Puasa di Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Semarang, Yogya, Rabu 14 April 2021
Jadwal buka puasa dan azan Magrib pada Rabu, 14 April 2021 di Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Semarang, Bandung, Palembang, Yogya, hingga Denpasar
Penulis: Sri Juliati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Inilah jadwal buka puasa dan azan Magrib pada Rabu, 14 April 2021/2 Ramadhan 1442 H.
Anda dapat menyimak jadwal buka puasa dan azan Magrib di sejumlah kota besar di Indonesia.
Misalnya Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Semarang, Bandung, Palembang, Banjarmasin, Yogyakarta, hingga Denpasar.
Setelah seharian berpuasa, berbuka tentu menjadi waktu yang paling dinanti.
Sebab, mulai saat itu, umat Islam bisa kembali makan dan minum.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Hari Ini Rabu 14 April 2021
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Besok Kamis 15 April 2021 Wilayah Semarang
Waktu berbuka ditandai dengan azan Magrib yang sekaligus mengajak umat Islam untuk salat Magrib.
Berikut waktu berbuka puasa untuk Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Semarang, Bandung, Palembang, Banjarmasin, Yogyakarta, hingga Denpasar pada hari ke-2 Ramadan 1442 H atau Rabu, 14 April 2021.
Waktu berbuka puasa dan azan Magrib di Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, Semarang, Bandung, Palembang, Banjarmasin, Yogyakarta, Denpasar dikutip dari bimasislam.kemenag.go.id:
1. DKI Jakarta
Magrib = 17:55
Isya' = 19:05
2. Surabaya
Magrib = 17:38
Isya' = 18:47
3. Makassar
Magrib = 18:06
Isya' = 19:15
4. Medan
Magrib = 18:34
Isya' = 19:44
5. Semarang
Magrib = 17:40
Isya' = 18:50
6. Bandung
Magrib = 17:51
Isya' = 18:56
7. Palembang
Magrib = 18:11
Isya' = 19:19
8. Banjarmasin
Magrib = 18.26
Isya' = 19.35
9. Yogyakarta
Magrib = 17:40
Isya' = 18:49
10. Denpasar
Magrib = 18:20
Isya' = 19:30
Anda dapat mengecek jadwal Imsakiyah selama bulan puasa Ramadhan 2021 di seluruh wilayah Indonesia lewat situs resmi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag.
Doa Buka Puasa
Jika telah mendengar kumandang azan Magrib, umat Muslim diwajibkan segera berbuka.
Saat berbuka puasa, kita dianjurkan untuk membaca doa buka puasa.
Inilah bacaan doa, lengkap dengan tulisan Arab, lafal latin, dan artinya:
Lafal pertama:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, wahai Allah Tuhan Maha Pengasih.
Lafaz kedua:
Selain doa buka puasa di atas, ada satu pendapat lainnya tentang doa buka puasa yang berasal dari hadis Rasulullah SAW yaitu sebagai berikut,
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
Artinya: Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.
(Hadits shahih, Riwayat Abu Daud: 2/306, no. 2357 dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, no. 4678)
Tata Cara Shalat Tarawih
Saat bulan Ramadhan, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan shalat Tarawih yang kemudian ditutup dengan shalat Witir.
Shalat Tarawih adalah salat sunnah yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan.
Sementara shalat Witir adalah salat sunat dengan jumlah rakaat ganjil.
Kedua shalat ini dikerjakan pada malam hari, antara setelah waktu shalat Isya hingga sebelum datang waktu Shubuh.
Shalat Tarawih dan shalat Witir dapat dilakukan secara sendirian atau berjemaah baik di masjid maupun di rumah.
Inilah tata cara shalat Tarawih secara berurutan seperti dikutip Tribunnews.com dari TribunJabar.com:
1. Pelafalan niat shalat Tarawih
2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
3. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram setelah melafalkan niat
4. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah
Setelah itu, baca salah satu surat pendek Al-Quran
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.
12. Salam pada rakaat kedua/keempat.
Setelah selesai melakukan shalat Tarawih, dapat ditutup dengan shalat Witir.
Bacaan Niat Shalat Tarawih dan Shalat Witir
Dikutip dari zakat.or.id, berikut bacaan niat salat tarawih di rumah, baik sendirian maupun berjemaah di rumah atau masjid:
1. Niat salat Tarawih Berjemaah – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
2. Niat Salat Tarawih Sendiri (Munfarid) – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarowihi rok’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
3. Niat Salat Tarawih sebagai Imam – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
4. Niat Salat Witir – 1 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat salat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi makmum karena Allah ta’alaa.”
5. Niat Salat Witir – 3 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."
(Tribunnews.com/Sri Juliati, TribunJabar.com)