Waktu yang Tepat untuk Mengucapkan Niat Puasa Ramadan dan Bacaannya
Niat puasa Ramadan dapat dilakukan pada malam hari bahkan dapat dilakukan sekali untuk satu bulan. Berikut penjelasannya.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Niat merupakan salah satu syarat sah puasa.
Lantas, kapan sebaiknya niat puasa Ramadan diucapkan?
Apakah ketika malam hari, ketika subuh atau ketika matahari sudah terbit?
Berikut penjelasan dari Ustaz Satibi Darwis tentang cara melakukan niat untuk puasa sunnah dan puasa wajib berbeda.
Perbedaanya terletak pada waktu pengucapan niat.
"Niat puasa untuk yang sunnah tidak wajib dilakukan malam hari, artinya kalau puasa sunnah niatnya boleh dipagi hari asalkan di pagi hari belum makan."
"Maka ketika dia ingat ingin berpuasa boleh dia berniat langsung untuk puasa sunnah," ujarnya dilansir YouTube Tribunnews.com program Tanya Ustaz.
Baca juga: Tips Sehat Berpuasa agar Tetap Bugar: Batasi Kafein, Perbanyak Air Mineral
Baca juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2022? Muhammadiyah Tetapkan 2 April, BRIN Ungkap Potensi Tak Bersamaan
Ia menjelaskan puasa Ramadan merupakan puasa wajib dan cara mengucapkan niat puasa Ramadhan ada dua macam.
Cara yang pertama berdasarkan Jumhurul Ulama dari Maliki, Syafii dan Hambali.
Dalam pandangan ini, niat puasa bulan Ramadan wajib dilakukan pada waktu malam hari.
Hal ini sesuai dengan Hadist yang artinya:
Siapa yang tidak berniat sebelum fajar, maka tidak sah puasanya
"Hadist ini menjadi acuan yang diambil oleh madzhab Maliki, Syafii dan Hambali bahwa niat harus disampaikan pada waktu malam hari," ujarnya.
Kemudian cara yang kedua berasal dari madzhab Hanafi.
Disini niat puasa Ramadan boleh dilakukan setelah fajar sampai pertengahan siang hari.
Sesuai dengan firman Allah, Al-quran Surat Al-Baqarah ayat 187:
Dan makanlah, minumlah kalian sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam dari fajar kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam.
"Ayat inilah yang menjadi pegangan Hanafi puasa Ramadhan bisa juga setelah fajar orang itu berniat tapi batasannya dari fajar sampai pertengahan siang hari," ungkapnya.
Namun dari dua pandangan tersebut, Ustaz Satibi lebih menganjurkan menggunakan cara dari Jumhurul Ulama yaitu Maliki, Syafii dan Hambali.
Baca juga: Siapa yang Boleh Membayar Fidyah untuk Lunasi Utang Puasa Ramadan? Ini Besaran Fidyah Per Orang
Baca juga: Apa Bedanya Rukyat dan Hisab? Metode yang Digunakan untuk Menentukan Awal Ramadan
Apabila umat Islam ada yang sering lupa mengucapkan niat ketika ingin berpuasa, Ustaz Satibi menganjurkan untuk menggunakan madzhab Maliki yang memperbolehkan berniat untuk satu bulan penuh berpusa dan sekali niatnya diawal Ramadan.
Menurutnya, cara ini sebagai antisipasi jika sering terlupa mengucapkan niat puasa.
"Maka pandangan ini sebagai jaga-jaga agar kita kalau khilaf dan lupa jika belum berniat puasa Ramadhan. Pandangan yang paling rajih setiap malam kita berniat puasa Ramadan. Bagus juga mengikuti madzhab Maliki berniat diawal Ramadan," ungkapnya.
Berikut bacaan niat puasa Ramadan dikutip dari buku Tuntunan Ibadah pada Bulan Ramadan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Berikut bacaan niat puasa di bulan Ramadan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
(Tribunnews.com)