Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

DPR:  Tak Harus Berpolemik Soal Awal Ramadan

Pemerintah selama ini menggunakan metode rukyatul hilal yaitu dengan melihat keberadaan hilal 

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in DPR:  Tak Harus Berpolemik Soal Awal Ramadan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Jemaah Muhammadiyah melaksanakan Salat Tarawih pertama di Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (1/4/2021) malam. Muhammadiyah melaksanakan Salat Tarawih pertama pada Jumat dan menetapkan 1 Ramadan pada Sabtu (2/4/2022), sementara Pemerintah menetapkan 1 Ramadan pada Minggu (3/4/2022). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Pemerintah telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada Minggu (3/4/ 2022). 

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan keputusan ini diambil dalam Sidang Itsbat kementerian Agama berdasarkan atas rukyatul hilal oleh petugas yang disebar di berbagai titik daerah yang tidak melihat keberadaan hilal berada 2 derajat di bawah ufuk atau tidak. 

Pemerintah telah menggunakan metode rukyatul hilal yaitu dengan melihat keberadaan hilal.

Metode pemerintah ini telah digunakan selama ini dalam penentuan awal Ramadan

Pemerintah juga akan mendengarkan laporan dari BRIN untuk melihat secara langsung keberadaan hilal tersebut. 

“Kita harus menghargai keputusan Pemerintah tersebut walaupun ada sebagian yang menetapkan besok tanggal 2 April 2022,” ujar Politikus Golkar ini kepada Tribunnews.com, Jumat (1/4/2022). 

Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kota Semarang, Minggu 3 April 2022 atau 1 Ramadan 1443 H

Ormas Islam Muhammadiyah jelas telah menetapkan 1 Ramadhan 1443 H ini pada tanggal 2 April 2022 ini.

Berita Rekomendasi

Muhammadiyah telah menetapkannya berdasarkan pada metode hisab. 

Dengan adanya perbedaan ini, kata dia, kita tentu tak harus berpolemik. 

“Perbedaan itu biasa dalam penetapan awal Ramadhan. Kedua-duanya memilki dasar hukum yang kuat menurut fiqh Islam dalam penentuan awal Ramadhan ini,”  jelasnya. 

Hal ini bagian dari khazanah kekayaan umat Islam dalam menentukan awal Ramadan ini.

“Bagi kami, perbedaan ini bagian cara kita menyikapi bagaimana melihat perbedaan secara bijaksana.


Harusnya, tak perlu dipersoalkan. Yang terpenting bagi kita adalah kita menjaga kesucian Ramadan dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut,” ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas