Doa Ketika Malam Lailatul Qadar, Ini Keutamaan Melakukan Itikaf saat Malam Lailatul Qadar
Ketika malam ganjil Ramadhan diyakini sebagai waktu terjadinya Lailatul Qadar, berikut doa dan keutamaan melakukan itikaf di malam ganjil.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Berikut bacaan doa yang dapat dibaca ketika malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan menjadi waktu yang istimewa paling dinanti-nanti oleh umat Islam.
Menurut ayat Al-Quran, yaitu pada surat Surat Al Qadar, dijelaskan bahwa diperkirakan lailatul qadar terjadi ketika sudah memasuki 10 hari terakhir Ramadhan.
Lailatul Qadar menjadi waktu yang mulia dan ditunggu-tunggu oleh umat Islam di bulan Ramadhan, karena dapat diartikan sebagai malam seribu bulan, atau lebih baik dari seribu bulan.
Namun tidak ada yang tahu jelas kapan malam Lailatul Qadar terjadi, karena itu rahasia Allah.
Baca juga: Tata Cara dan Niat Sholat Malam Lailatul Qadar, Lengkap dengan Doa yang Dianjurkan Dibaca
Baca juga: Kapan Sidang Isbat Lebaran 2022? Berikut 99 Daftar Lokasi Pengamatan Hilal
Doa Ketika Malam Lailatul Qadar
Mengutip dari tayangan OASE Tribunnews.com, Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Miftahulhaq, menjelaskan ada sebuah doa yang diajarkan oleh Rasulullah untuk menghidupkan malam lailatul qadar, sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka 'afuwwun kariim tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku.
Anjuran doa malam lailatul qadar ini disebutkan oleh Rasulullah dalam hadis dari Aisyah.
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Artinya: Beliau, Radhiyallahu ‘anha berkata: "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui suatu malam adalah Lailatul Qadar. Apa yang mesti aku ucapkan saat itu?” Beliau menjawab,
”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).”
Selain doa tersebut, malam qadar juga bisa dihidupkan dengan memperbanyak dzikir dengan istighfar, ataupun bacaan lain seperti tasbih dan tahmid serta melakukan itikaf.
Baca juga: Kemenhub: H-5 Lebaran Sampai Hari Sabtu 30 April 2022 Diprediksi Bakal Jadi Puncak Arus Mudik
Baca juga: Jadwal Buka Puasa dan Azan Magrib di Pekanbaru Kamis 28 April 2022
Maka Umat Islam disarankan untuk melaksanakan itikaf di 10 hari Terakhir Ramadhan.
Ustaz Baidi selaku dosen di UIN Raden Mas Said Surakarta dalam tayangan Tanya Ustaz menjelaskan bahwa, pahala yang didapatkan ketika orang melaksanakan ibadah saat waktu lailatul qadar lebih baik dibanding seribu bulan atau kurang lebih 84 tahun.
Maka pada 10 hari terakhir umat Islam diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk melakukan iktikaf.
Itikaf ini dianggap sebagai amalan sunnah yang menyempurnakan ibadah kita di bulan Ramadhan.
Itikaf berarti berhenti atau diam di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah.
Itikaf pada bulan Ramadan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan dosa dari dalam hati.
Ketika akan melakukan itikaf, kita harus memiliki niat terlebih dahulu, dan faham dengan apa yang dilakukan.
Saat melaksanakan itikaf pikiran kita jangan sampai melamun dan pikiran kosong.
Kemudian, ketika diam di dalam masjid kita harus meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang itikaf.
Itikaf hukumnya sunah dan tidak harus pada bulan Ramadan, boleh dilakukan bulan apa saja, yang penting melakukannya dan memahami.
Itikaf dianjurkan untuk dilakukan pada saat sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Hal ini dilakukan untuk mencari malam lailatul qadar, yaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Dikutip dari Kemenag-singkawang.com, dari kumpulan hadits-hadits diketahui bahwa disunnahkan bagi orang yang beri’tikaf untuk memperbanyak amal ibadah serta menyibukkan diri dengan:
- Sholat berjamaah
- Sholat-sholat sunnah
- Membaca alqur’an
- Berzikir
- Bersholawat, dan ibadah-ibadah lainnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah yang disyariatkan.
Keutamaan Melakukan Itikaf:
- Menyambut datangnya Laitatul Qadar
Sebagaimana Firman Allah Subhanaahu Wa Ta’ala. Dalam QS. Al-Qodar ayat 1-5:
Artinya “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al–Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.”
- Mendekatkan diri kepada Allah
Berdiam diri sebagaimana yang dimaksudkan dalam perintah ini adalah untuk mengagungkan nama dan kebesaran-Nya. Hal itulah yang menjadikan itikaf sebagai salah satu bentuk kedekatan diri kepada Allah Subhanaahu Wa Ta’ala.
- Bentuk ketaatan kepada ajaran Rasulullah
Diriwayatkan dalam Bukhari dan Muslim, setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari, Rasulullah menjalankan ibadah itikaf. Abu Hurairah ra berkata:”Adalah kebiasaan Rasulullah SAW dalam menjalankan itikaf sepuluh hari lamanya setiap bulan Ramadhan. Dan pada tahun wafatnya, beliau menjalankan itikaf selama dua puluh hari.” (HR. Bukhari & Muslim)
- Didoakan ampunan oleh malaikat
Sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam”Tidaklah seseorang di antara kalian duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, melainkan para malaikat akan mendoakannya, “Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah, sayangilah ia,” (HR. Ahmad)
- Dijauhkan dari api neraka
Dikisahkan dari Ibnu Abbas ra, “Barangsiapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sekauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat,” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
- Diampunkan dosa-dosa yang lalu
Keutamaan ini sebagaimana disebutkan dalam riwayat Dailami, “Barangsiapa yang beri’tikaf dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala) maka dia akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Dailami) Selain itu Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Barang siapa berdiri (melaksanakan ibadah) pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘alaihi).
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Berita lain terkait Malam Lailatul Qadar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.