Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Penjelasan PBNU Idul Fitri Tahun 2023 Tidak Seragam dengan Muhammadiyah: Harus Saling Memahami

Idul Fitri atau Lebaran 2023 antara Muhmmadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) diperkiarakan tidak akan seragam.

Penulis: Wahyu Aji
zoom-in Penjelasan PBNU Idul Fitri Tahun 2023 Tidak Seragam dengan Muhammadiyah: Harus Saling Memahami
TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI Ribuan umat muslim melaksanakan Salat Idul Fitri 1 Syawal 1443 Hijriah di Kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/5/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Idul Fitri atau Lebaran 2023 antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) diperkiarakan tidak akan seragam.

Pasalnya, ketinggian hilal pada tanggal 29 Ramadhan 1444 H meskipun sudah di atas ufuk saat matahari terbenam, tetapi masih di bawah kriteria minimum imkanur rukyah (visibilitas) atau kemungkinan hilal dapat terlihat yaitu 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Dikutip dari website resmi NU Online, Ketua Lembaga Falakiyyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan bahwa perbedaan penetapan awal bulan, baik Ramadhan ataupun Idul Fitri, harusnya disikapi dengan saling memahami satu sama lain.

Menurutnya, kesalingpahaman ini bisa tumbuh dengan mengetahui akar perbedaannya.

“Karena perbedaan Indonesia seperti ini sudah berkali berulang dan menjadi tidak asing lagi bagi umat Islam, maka saatnya masing-masing anggota kelompok yang berbeda memahami akar perbedaannya, dan tidak ambil sikap apriori. Sebab dengan mengetahui duduk persoalannya, diharapkan satu sama lain bisa saling memahami,” katanya dikutip Tribun, Kamis (13/4/2023).

Kiai Sirril mengatakan, agar perbedaan tersebut tidak sampai menggumpal hingga membentuk identitas permanen.

"Jangan sampai perbedaan ini mengkristal menjadi identitas permanen,” kata dosen Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Berita Rekomendasi

Kiai Sirril meyakini bahwa jika masing-masing sudah bisa saling memahami perbedaan harus meningkat untuk menemukan satu titik kesamaan sehingga tidak timbul ego kelompok sendiri.

“Kalau semua bisa paham bahwa perbedaan ini sejatinya bukan termasuk masalah pokok, tapi hanya pada tingkat persoalan cabang atau furu'iyah, yang pada dasarnya teks-teks agama atau nash yang menjadi rujukan adalah sama, maka harus ada upaya peningkatan pemahaman lanjutan yang memungkinkan pencarian solusi untuk sama-sama bergerak menuju titik temu tanpa tonjolkan ego golongan,” ujarnya.

ebagai informasi, data bulan tanggal 29 Ramadhan 1444 H atau 20 April 2023 berdasarkan markaz Jakarta menunjukkan ketinggian hilal masih berada pada 1 derajat 55 menit 43 detik dan elongasi 3 derajat 18 menit 23 detik dengan waktu hilal berlangsung selama 9 menit 29 detik.

Sementara ijtimak terjadi pada Kamis Legi, 20 April 2023 pada pukul 11.16.38 WIB.

Versi Muhammadiyah

Logo Muhammadiyah
Logo Muhammadiyah (Muhammadiyah)

Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 2023 jatuh pada Jumat, 21 April 2023.

Penetapan Muhammadiyah itu berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang selama ini menjadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Keputusan itu diumumkan Muhammadiyah melalu Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023.

Dalam maklumat itu disebutkan, pada hari Kamis 29 Ramadan 1444 H bertepatan dengan 20 April 2023, ijtimak jelang Syawal 1444 H terjadi pada pukul 11:15:06 WIB.

Tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta (f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT) = +01° 47¢ 58² (hilal sudah wujud).

"Di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk," demikian keterangan dalam maklumat tersebut.

Selengkapnya Maklumat PP Muhammadiyah bisa Anda akses di sini: LINK

Versi Pemerintah

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui konferensi pers yang digelar di kantor pusat Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (22/3/2023).
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui konferensi pers yang digelar di kantor pusat Kementerian Agama (Kemenag), Rabu (22/3/2023). (Tangkap layar Kompas Tv)

Lalu, bagaimana dengan Pemerintah? 

Keputusan Pemerintah mengenai kapan Lebaran 2023 masih menunggu hasil Sidang Isbat.

Sidang Isbat awal Idul Fitri 2023 akan digelar Kementerian Agama pada 20 April. 

"(Sidang isbat) tanggal 29 Ramadhan atau 20 April 2023," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, dikutip dari TribunJakarta

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Anak Yatim dan Kaum Dhuafa Dapat Bantuan Belanja Kebutuhan Lebaran

Dalam Sidang Isbat ini, akan didahului dengan pemantauan hilal di sejumlah wilayah Indonesia. 

Apabila hilal terlihat, Idul Fitri akan ditetapkan jatuh pada Jumat 21 April 2023. 

Namun, jika hilal tidak terlihat, Idul Fitri 2023 akan diputuskan jatuh pada Sabtu 22 April 2023. 

Potensi beda hari Lebaran 2023

Peneliti astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin, mengatakan Hari Raya Idul Fitri 2023 diperkiarakan tidak akan seragam.

Hal ini berbeda dengan awal puasa yang serentak dilakukan bersamaan pada 23 Maret 2023. 

Dikutip dari laman blog pribadinya, Thomas mengatakan Idul Fitri 2023 akan berbeda bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, tetapi karena perbedaan kriteria.

Pada siang 20 April 2023 terjadi gerhana matahari di Indonesia.

Gerhana matahari dapat dianggap sebagai ijtimak (konjungsi) yang teramati.

Gerhana matahari sebagai kondisi ijtimak memang menunjukkan akhir siklus bulan mengitari bumi. Tetapi, itu tidak bisa dijadikan dasar penentuan bulan baru Hijriyah.

Secara hukum (fikih), dasar penetapan bulan baru Hijriyah harus berdasarkan pengamatan atau posisi bulan saat maghrib.

Posisi bulan pada saat maghrib 20 April yang masih rendah di ufuk barat menjadi sebab perbedaan karena kriterianya berbeda.

Menurut kriteria wujudul hilal (bulan lebih lambat terbenam daripada matahari), pada saat maghrib bulan telah di atas ufuk.

Menurut Muhammadiyah, pada 20 April, posisi bulan sudah di atas ufuk.

Atas dasar kriteria tersebut, Muhammadiyah mengumumkan Idul Fitri jatuh pada esok harinya, yaitu Jumat, 21 April 2023.

Sedangkan Kriteria baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) mensyaratkan tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Artinya, menurut kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) MABIMS, tidak mungkin terlihat hilal.

Baca juga: Jelang Mudik Lebaran 2023, Simak Jadwal Ganjil Genap hingga One Way di Tol Jakarta-Cikampek

Oleh karenanya, awal Syawal atau Idul Fitri 2023 pada kalender NU, Persis, dan Pemerintah ditetapkan pada hari berikutnya, Sabtu, 22 April 2023.

Meski demikian, Thomas menyatakan kepastiannya diminta menunggu pengumuman pemerintah setelah Sidang Isbat. 

Selengkapnya penjelasan Thomas Djamaludin bisa Anda akses di LINK INI

(NU Online/TribunJakarta)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas