3 Contoh Teks Khutbah Jumat Terakhir Ramadhan 2024
Inilah 3 contoh teks khutbah Jumat terakhir Ramadhan 2024, cara mengakhiri Ramadhan 2024 dengan amal-amal baik dan memaksimalkan sisa bulan puasa.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Inilah 3 contoh teks khutbah Jumat terakhir Ramadhan 2024.
Hari raya Idul Fitri 1445 H diperkirakan jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Itu artinya hari ini, Jumat (5/4/2024), adalah Jumat terakhir pada Ramadhan 2024.
Adapun naskah khutbah Jumat dalam artikel ini berkaitan dengan cara mengakhiri bulan Ramadhan 2024 dengan amal-amal baik dan memaksimalkan sisa bulan puasa.
Dalam khutbah Jumat akhir Ramadhan 2024 ini akan diterangkan bagaimana umat Islam dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan hingga sungguh-sungguh dalam beramal.
Khotib dapat menyampaikan tentang cara ibadah yang baik di sisa bulan puasa Ramadhan agar diterima oleh Allah SWT.
Simak 3 contoh khutbah jumat akhir Ramadhan 2024 berikut ini, melansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Tebuireng.
1. Khutbah Jumat Terakhir Ramadhan 2024: Mengakhiri Bulan Ramadlan dengan Amal-amal Baik
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي جَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ غُرَّةَ وَجْهِ الْعَام. وَأَجْزَلَ فِيْهِ الْفَضَائِلَ وَالْإِنْعَام. وَشَرَّفَ أَوْقَاتَهُ عَلَى سَائِرِ الْأَوْقَاتِ وَفَضَّلَ أَيَّامَهُ عَلَى سَائِرِ اْلأَيَّام. وَخَصَّ نِصْفَهُ الْأَخِيْرَ بِمَزِيْدِ فَضْلٍ وَإِكْرَام. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إلهٍ أَيْقَظَ فِيْهِ قُلُوْبًا كَانَ لَهَا إِلَى الْخَيْرَاتِ وُثُوْبٌ وَإِقْدَام. أَحْمَدُهُ عَلَى إِحْسَانِهِ الْعَام. وَأَشْكُرُهُ عَلَى التَّوْفِيْقِ لِلْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَام. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ مَنْ قَالَ رَبِّيَ اللهُ ثُمَّ اسْتَقَام. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ صَلَّى وَصَامَ. وَأَتْقَى مَنْ تَهَجَّدَ وَقَام. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ الْأَنَام.(أَمَّا بَعْدُ) فَيَآ أَيَّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الْآثَام. فَإِنَّ شَهْرَكُمْ قَدْ أَخَذَ فِي النَّقْصِ وَالْاِنْصِرَام.
Hadirin jama’ah jum’at rahimakumullah …
Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sesungguhnya bulan suci Ramadlan telah mulai berkurang dan habis. Oleh karena itu, marilah kita bersungguh-sungguh dalam beramal. Barangsiapa di antara kita yang telah berbuat baik, maka tetaplah demikian hingga sempurna. Dan barangsiapa yang melaluinya dengan kecerobohan, maka akhirilah bulan Ramadlan ini dengan amal-amal baik. Karena baik buruknya amal tergantung pada akhir amal itu. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama’
إِنَّمَا الْأُمُوْرُ بِخَوَاتِمِهَا
“Sesungguhnya (baik jeleknya) perkara tergantung akhir dari perkara itu.”
Hadirin yang berbahagia
Perlu kita ketahui bahwa bulan yang telah dimulyakan Allah SWT sangat patut untuk kita jaga dari perbuatan jelek dan dosa. Al-Quran seringkali menasehati kita, namun hati kita masih enggan untuk menerimanya. Ayat-ayat al-Quran sering kali mengajak kita melakukan kebaikan, namun kita enggan melakukannya.
Demi Allah, seandainya kita merasakan lezatnya munajat dengan Allah SWT, niscaya kita akan meninggalkan yang lain. Namun, kita masih terlena dengan sesuatu yang akan sirna dan jauh dari kenikmatan yang kekal abadi.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat Ramadhan: Takwa Bukanlah Identitas Melainkan Proses yang Berkelanjutan
Hadirin rahimakumullah…
Di bulan inilah, waktu kita untuk meramaikan masjid dengan berbagai macam ibadah, memperbanyak i’tikaf serta dengan memperbanyak membaca al-Quran. Bulan ini adalah bulan, dimana semua doa akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan amal ibadah kita kepada Allah SWT di bulan yang suci ini.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم. إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ. وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ . وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لا يُشْرِكُونَ. وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ. أُوْلَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوّاَدٌكَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَّحِيْم
2. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2024: Meningkatkan Kualitas Ibadah di Momen Ramadhan
Oleh: KH. Djunadi Hidayat
اِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Melalui khotbah ini mari kita mantapkan komitmen dan kesungguhan kita dalam menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah. Kita jalankan segala hal yang diperintah oleh Allah (المَأْمُوْرَاتُ ).
Baik perintah-Nya berupa (الوَاجِبَاتُ) yakni hal-hal yang memang harus kita lakukan. Maupun perintah yang bersifat (المَنْدُوْبَات ) yakni yang perkara-perkara dianjurkan untuk mengerjakannya.
Serta kita tinggalkan segala hal yang dilarang oleh Allah (المَنْهْيَات). Baik larangan yang memang harus ditinggalkan, maupun hal-hal yang sebaiknya ditinggalkan, yakni al-makruhat (dimakruhkan).
Hal tersebut menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kehidupan yang hakiki di dunia dan akhirat. Insya Allah, jika kita melakukannya, maka memperoleh kebahagiaan dalam dunia dan akhirat, seperti yang dijanjikan oleh Allah.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kita saat ini berada dalam bulan Ramadan, bulan yang penuh keistimewaan dan kemuliaan. Allah memberikan keistimewaan dan keutamaan-Nya melekat pada waktu bulan Ramadan. Sehingga bulan Ramadan ini mempunyai karateristik berbeda dengan bulan-bulan yang lain. Dalam bulan itu pula, syariat Allah yang diberlakukan adalah puasa.
Manusia ini begitu kompleks, maka perlu terus untuk dikontrol dengan syariat. Syariat itu yang mampu membangun kualitas kepribadiannya sehingga tetap berada dalam ahsan taqwim (sebaik-baik kedudukan).
Ramadan ini bulan yang punya keistimewaan pada waktu. Tentu bagi seseorang yang diberi kesempatan hari ini untuk berpuasa, kita tidak bisa memastikan bahwa bulan depan kita bisa bertemu bulan Ramadan. Karena begitu misterinya waktu yang diberikan oleh Allah.
Al-Ghazali menekankan bahwa ketika ingin meningkatkan kualitas ibadah kalian, maka khawatirlah bahwa kita tidak akan bertemu Ramadan lain waktu.
Sehingga dengan kekhawatiran itu kita akan memaksimalkan waktu yang diberikan oleh Allah, seperti bulan Ramadan ini. Sama halnya ketika shalat, kita harus punya kekhawatiran bisa jadi ini shalat terakhir kita. Kanjeng Nabi dawuh, “Shalatlah kalian seakan-akan itu adalah shalat pamitanmu.”
Dimensi kemuliaan Ramadan ini ada pada waktu, kita tidak bisa membeli waktu. Kalau keutamaan itu menempel pada tempat, kita bisa datang kapan pun kita mau. Misal, Tanah Haram itu tanah mulia yang diproteksi oleh Allah dengan berbagai macam hukum yang berlaku hanya khusus pada tanah Haram.
Orang bisa saja punya banyak kesempatan datang berkali-kali ke tanah Haram, lain halnya dengan waktu, kita tidak bisa membeli waktu itu. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan semaksimal mungkin ibadah dalam bulan Ramadan ini.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Puasa itu ibadah yang sifatnya langsung. Kita langsung terlibat suasana lapar, dahaga, kita dibangun kepekaan oleh Allah. Puasa merupakan madrasah untuk memahami kehidupan.
Sehingga kita bisa membangun kepekaan dalam hidup. Karena Allah memberikan fitrah kehidupan ini, orang bisa berusaha yang sama tetapi kekayaannya berbeda.
Itulah kemudian ada zakat fitrah yang menempel pada puasa, karena Allah tidak ingin melihat tidak ada orang yang tidak bisa makan pada hari Raya.
Ketakwaan itu adalah indikatornya adalah kepedulian. Hasil dari puasa ini agar kita sebagai umat mansusia semakin peduli, gandrung ilmu, serta mudah melakukan kebaikan. Maka dari itu Ramadan harus kita jadikan untuk membangun kualitas diri kita. Oleh karena itu, jangan sampai puasa kita hanya menahan dari lapar dan haus. Namun puasa itu harus ada bentuk menahan dari maksiat.
Semoga Allah senantiasa memberikan maunah dan taufiknya untuk senantiasa memanfaatkan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya; dengan Tarawih, Tadarus Al-Qur’an, sedekah.
Itu semua diberikan oleh Allah dengan pahala yang tanpa batas. Karena puasa ini adalah ibadah yang potensi untuk dipamerkan itu sangat kecil sekali.
Kalau ibadah yang lain sangat mungkin untuk dipamerkan. Orang Haji itu mudah dipamerkan, gampang menjadi gengsi.
Tetapi puasa itu tidak melakukan apa-apa, antara orang berpuasa dan tidak, sangat sulit dibedakan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ,
وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
3. Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2024: Memaksimalkan Sisa Bulan Puasa
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Taala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Situasi dan kondisi memang berubah. Tapi hati kita tidak boleh berubah. Dalam menyikapi perkembangan terkini, sesulit apa pun keadaannya, hati tidak boleh goyah dan iman tidak boleh melemah. Mari kita terus mengasah senjata sabar dan syukur kita. Inilah saatnya kita diuji oleh Allah, apakah kita betul-betul memiliki sifat sabar dan syukur ataukah sabar dan syukur selama ini hanya slogan di bibir saja.
Hadirin yang Berbahagia
Kita perlakukan Ramadhan tahun ini sebagaimana kita memperlakukan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Kita raih ampunan, keberkahan, rahmat Allah dan pembebasan dari api neraka pada Ramadhan ini sebagaimana hal itu juga kita lakukan dengan penuh semangat pada Ramadhan-Ramadhan sebelumnya. Semangat ibadah kita harus tetap membaja. Api motivasi kita harus senantiasa menyala. Gairah kebajikan dalam diri kita harus selalu kita jaga. Ibadah bisa dilakukan di mana saja. Jika tidak memungkinkan di masjid dan mushala, maka dapat dilakukan di rumah bersama keluarga.
Pada Ramadhan tahun ini, kita tidak hanya berjuang melawan godaan setan dan hawa nafsu, tapi kita juga sedang berlaga di medan perang melawan keadaan. Keadaan yang membuat banyak orang menjadi panik, takut, resah, susah, risau, galau, khawatir, ketar-ketir, waswas, mencaci, memaki, mencerca, tidak sabar dan tidak bersyukur. Kita tidak boleh kalah dengan keadaan. Kita kalahkan keadaan dengan menjaga hati. Hati kita harus tetap jernih, tidak boleh terkotori dengan limbah-limbah kepanikan dan ketakutan. Hati kita tidak boleh dilanda kepanikan dan ketakutan, tapi harus tetap menjaga kewaspadaan. Ibadah jangan ditinggalkan. Ikhtiar lahir tetap dijalankan, tapi tawakal kepada Allah jangan sampai menjauh dari hati kita.
Hadirin yang Dirahmati Allah
Marilah kita lakukan ibadah di bulan Ramadhan dengan imanan wahtisaban, agar kita meraih ridla Allah dan memperoleh pengampunan dosa dari-Nya. Kita lakukan ibadah dengan iman yang kokoh dan niat semata-mata karena Allah.
Iman yang kokoh artinya beriman bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang wajib disembah, Dialah yang menciptakan segala sesuatu, tidak membutuhkan kepada segala sesuatu, menakdirkan segala sesuatu, menghendaki terjadinya segala sesuatu dan berbeda dengan segala sesuatu. Apa pun yang terjadi adalah kehendak-Nya. Apa pun yang berlaku adalah takdir-Nya. Kita yakini bahwa di balik setiap kejadian pasti ada hikmah, pelajaran dan makna yang terkandung di dalamnya. Niat karena Allah, artinya niat semata-mata mengharap ridla dari Allah. Bukan karena ingin mendapatkan pujian dari sesama hamba. Bukan karena ingin mendapatkan simpatik dari teman dan tetangga. Murni karena Allah. Bukan karena yang lain.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري)
Artinya: Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridla Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari)
Nabi Muhammad juga bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري)
Artinya: Barang siapa yang menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat-shalat sunah (dan ibadah-ibadah yang lain) karena dilandasi oleh iman dan niat semata mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Al-Bukhari)
Hadirin yang Dirahmati Allah SWT
Marilah kita lakukan berbagai ibadah di bulan Ramadhan dengan iman yang benar, niat yang benar dan tata cara yang benar. Kebenaran iman, kebenaran niat dan kebenaran tata cara hanya dapat terwujud jika kita berilmu. Oleh karena itu, jangan bosan mengkaji ilmu agama. Karena ilmu agamalah yang akan menuntun kita untuk menapaki jalan kehidupan di dunia ini dengan selamat dan menunjukkan kepada kita jalan untuk meraih derajat takwa.
Hadirin yang Berbahagia
Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)