Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Puasa Syawal Dulu atau Bayar Utang Dulu? Ini Penjelasan Ulama

Simak penjelasan mengenai mengerjakan puasa syawal dulu atau bayar hutang puasa dulu. Ini pemaparan ulama.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Puasa Syawal Dulu atau Bayar Utang Dulu? Ini Penjelasan Ulama
Freepik
ilustrasi puasa - Penjelasan mengenai mengerjakan puasa syawal dulu atau bayar hutang puasa dulu. Ini pemaparan ulama. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan mengenai manakah yang harus diutamakan antara puasa syawal atau bayar utang puasa Ramadhan terlebih dahulu.

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama 6 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Umat muslim dianjurkan melaksanakan puasa Syawal lantaran memiliki keutamaan serta pahala yang berlimpah.

Akan tetapi tak jarang yang masih bingung harus mengerjakan puasa syawal atau membayar utang dulu.

Berikut penjelasan ulama mengenai lebih dulu mana antara puasa Syawal dan bayar utang puasa Ramadhan:

Dikutip dari laman Kemenag, menurut para ulama, jika seseorang tidak berpuasa di bulan Ramadan karena ada udzur, misalnya karena sakit atau karena haid, maka dia boleh langsung berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Sehingga tidak ada masalah baginya apabila langsung berpuasa Syawal, meskipun dia belum bayar hutang puasa Ramadhan.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut diperbolehkan karena seseorang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan sebab ada udzur tidak wajib segera bayar hutang puasa Ramadhan.

Ia boleh menunda bayar utang puasa Ramadhan di bulan-bulan selain bulan Syawal.

Oleh sebab itu, meskipun dia tidak bayar utang puasa Ramadhan di bulan Syawal, maka hukumnya tidak berdosa dan dia boleh langsung berpuasa Syawal.

Akan tetapi, bagi orang yang dengan sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan, padahal dia sedang dalam keadaan tidak ada udzur, maka haram baginya melakukan puasa enam hari bulan Syawal.

Baca juga: Niat dan Tata Cara Puasa Syawal, Dilengkapi Keutamaan Puasa Syawal

Dia wajib segera bayar utang puasa Ramadhan di bulan Syawal, dan sebelum dia selesai menggantinya, maka dia tidak boleh berpuasa sunnah, termasuk puasa enam hari bulan Syawal.

Hal tersebut telah dijelaskan dalam kitab Hasyiatul Jamal 'ala Syarh Al-Minhaj, yang berbunyi:

"Jika seseorang sengaja tidak melakukan puasa Ramadan, maka haram baginya melakukan puasa enam hari bulan Syawal, selain (mengganti) puasa Ramadan. Hal ini karena dia wajib mengganti puasa Ramadan dengan segera."

Niat Puasa Syawal

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Tidak seperti puasa Ramadhan, niat puasa Syawal bisa dilakukan pada siang hari selama belum makan atau minum.

Berikut niat puasa Syawal yang dibaca siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.

Tata Cara Puasa Syawal

1. Niat puasa syawal dijalankan selama enam hari

Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadis, puasa syawal dilakukan selama enam hari.

Berikut hadis yang disebutkan:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).

2. Diutamakan dikerjakan secara berurutan

Puasa syawal diutamakan dijalankan secara berurutan.

Namun, jika tidak bisa dikerjakan secara berurutan, maka niat puasa syawal bisa dikerjakan secara terpisah-pisah.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata bahwa “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”

3. Diutamakan untuk mengganti utang puasa Ramadhan terlebih dahulu

Kalau kamu mempunyai utang puasa Ramadan, maka disarankan untuk menggantinya terlebih dahulu (puasa qadha).

Hal ini berdasarkan pada penjelasan dari Ibnu Hambali dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif.

Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas