Merawat Kemabruran Puasa, Memaknai Kisah Nabi Ayyub, Sosok yang Disebut Shabir oleh Allah SWT
Yang menarik untuk diperhatikan dari kisah ini ialah, Allah SWT menyebut Nabi Ayyub sebagai orang yang shabir, bukan mashabir, atau shabur.
Editor: Anita K Wardhani

Oleh Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
TRIBUNNEWS.COM - Nabi Ayyub orang yang paling sabar di dalam Alquran. Ia dicoba oleh Allah SWT
dengan penyakit aneh.
Sekujur tubuhnya mancur dan membusuk. Bukan hanya itu, luka di sekujur tubuhnya dikerumuni belatung.
Akibatnya ia dikucilkan oleh masyarakat, termasuk oleh istri yang selama ini mendampinginya.
Ia dibuang jauh di luar perkampungan di sebuah pegunungan. Ia hidup di dalam sebuah gua yang gelap dan sendiri.
Suatu ketika ia termenung dan memandangi belatung yang sedang menggerogoti tubuhnya.
Ia tiba-tiba berubah pandangan terhadap belatung-belatung yang menggerogoti tubuhnya.
Ia menjadikan belatung-belatung tersebut sebagai temannya dan mengatakan, wahai para belatung, sahabatku, makanlah sepuas-puasnya dagingku karena kalian semua sekarang sudah menjadi sahabatku.
Kalau hari-hari yang lampau kalian kuanggap musuhku, kemana-mana saya mencari tabib untuk memusnahkan kalian, maka sekarang satu-satunya yang bersedia menemaniku di kegelapan malam di dalam gua ini hanyalah kalian.
Semua orang, termasuk anggota keluargaku, membuang aku di tempat yang jauh ini.
Setelah sekian lama Allah SWT menguji Nabi Ayyub, maka suatu ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk melakukan sesuatu:
"hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum” (Q.S. Shad/38:42).
Setelah Nabi Ayyub memukulkan kakinya ke tanah maka tiba-tiba mencuak aliran air jernih dan sejuk dari bekas tumit Nabi Ayub.
Nabi Ayyub minum dan mandi dari air itu dan tiba-tiba ia merasakan perubahan yang amat besar di
dalam dirinya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.