TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelajar disabilitas netra (distra) di Jakarta dan Sukabumi mendapatkan wakaf 20 Alquran braille. 

Penyaluran secara simbolis dilakukan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 7 Jakarta Timur sebagai bagian dari upaya meningkatkan akses literasi keagamaan bagi para distra. 

Para penyandang distra ini masih memiliki keterbatasan dalam memahami dan mempelajari Alquran braille.

Menurut data Kementerian Sosial (Kemensos), terdapat sekitar 11,1 juta orang dengan keterbatasan penglihatan di Indonesia. 

Namun jumlah pengajar Alquran braille yang terbatas serta biaya produksi mushaf yang tinggi menjadi kendala utama bagi para distra untuk mempelajari kitab suci Al-Quran.

Kepala SLB Negeri 7 Jakarta Timur, Elda Refni berharap inisiatif wakaf Alquran Braile yang dilakukan Sekolah Relawan PT Garudafood Putra Putri Jaya ini dapat berkelanjutan sehingga lebih banyak pelajar distra yang mendapatkan kesempatan belajar Alquran.

"Harapan kami, inisiatif ini dapat terus berlanjut agar semakin banyak pelajar tunanetra yang memiliki kesempatan lebih mudah dalam belajar Alquran,” tutur Elda Refni melalui keterangan tertulis, Kamis (20/3/2025).

Penyaluran wakaf Alquran braille merupakan upaya untuk memastikan bahwa hak setiap individu untuk mengakses Alquran terpenuhi, termasuk bagi para penyandang disabilitas netra (distra)
 
“Wakaf Alquran braille, khususnya untuk adik-adik distra diharapkan dapat memenuhi kebutuhan spiritual mereka, terutama di bulan suci Ramadan," ujar Head of Corporate Communication & External Relations Garudafood, Dian Astriana. 

Selain menyalurkan Alquran braille, pendampingan pelatihan membaca Al-Quran braille dengan bimbingan dari guru ngaji yang menguasai metode braille juga diberikan.