Gunung Sudah Ngamuk
Goncangan dan larva pijar dari kawah Sinabung membuat warga panik dan berhamburan berusaha menyelamatkan diri.
Editor: Harismanto
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Suara pengingat pesan BlackBerry Masanger, Sabtu (28/10/2010) sekitar pukul 23.30 WIB mengagetkan aku yang saat itu sedang duduk di sebuah warung di kawasan Jl Jendral Sudirman, Medan. Seorang fotografer mengisim pesan kalau malam itu Gunung Sinabung sudah meletus.
Aku dan seorang teman menggunakan sepeda motor langsung melesat menuju gunung yang terletak di Kabupaten Karo tersebut. Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Jl Djamin Ginting, kepanikan warga mulai terlihat. Maklum, warga di kawasan ini umumnya memang warga Karo yang saudaranya masih banyak bermukim di lereng Gunung Sinabung.
Lalulintas yang pada malam hari biasanya lengang terlihat padat. Sejumlah pick-up membawa penumpang dari arah Brastagi menuju Medan. Di pinggir jalan juga terlihat banyak warga berdiri seolah menantikan sesuatu.
Karena kelelahan, di kawasan Green Hill di Bandar Baru, aku menghentikan kendaraan. Di tempat itu pun terlihat ramai warga yang sedang berdiri. Tak jauh dari tempat saya berdiri, ada sebuah pick-up sedang menurunkan penumpang.
"Nggak usah ke atas bang, ngeri, gunung sudah mengamuk, jalanan macet dan penuh abu belerang. Kami saja baru bisa keluar dari kampung setelah tiga jam, karena macet sekali," kata Turman Ginting, warga Desa Bekrah, Kecamatan Namantran itu.
Menurutnya, goncangan dan larva pijar dari kawah Sinabung membuat warga panik dan berhamburan berusaha menyelamatkan diri. Akibatnya ruas laluintas jadi padat sehingga terjadi kemacetan. Sakin paniknya, mereka tak lagi peduli harta bendanya.
"Kami lari mencari mobil-mobil tumpangan, yang penting bisa selamat," katanya.
Imbauan Turman tak membuatku mengurungkan niat melanjutkan perjalanan. Kira-kira 30 menit kemudian, aku tiba di Kota Brastagi, di tempat ini terlihat ratusan bahkan ribuan warga Sinabung. Mereka duduk dan sebagiannya memilih tidur di trotoar. Setiap orang yang baru tiba dari Sinabung selalu ditanya seperti apa kondisinya.
Banyaknya warga yang mengungsi ke tempat itu, membuat arus lalulintas sempat dilanda kemacetan panjang, barulah sekitar pukul 2.00 WIB lalulintas kembali normal, setelah sebagian warga dievakuasi ke Kaban Jahe untuk disatukan dengan pengungsi lainnya.
Aku pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Sinabung. Saat itu listrik padam, jalanan jadi sangat gelap, saya pun harus ekstra hati-hati, karena jalan yang berkelok-kelok. Di sepanjang perjalanan menuju Sinabung, sejumlah warga terlihat berkumpul di tepi jalan sambil memarakkan api unggun. Rumah-rumah warga terlihat lengang. (*)