Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puluhan KK Ngungsi ke Bantul

Mbah Parto (85) warga Kaliurang bersama puluhan Kepala Keluarga (KK) lainnya lainya memilih meninggalkan Posko pengungsian Maguwoharjo

Editor: Prawira
zoom-in Puluhan KK Ngungsi ke Bantul
TRIBUNNEWS.COM/IMAN SURYANTO
Suasana warga yang dirawat di bangsal GOR Stadion Maguwo Harjo di Sleman, Jumat (5/11/2010) dinihari. Warga masih terus berdatangan dan sebagian dibawa ke RS Sardjito 
Laporan wartawan Tribun Jogja, Iwan Al Khasni

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Mbah Parto (85) warga Kaliurang bersama puluhan Kepala Keluarga (KK) lainnya lainya memilih meninggalkan Posko pengungsian Maguwoharjo, Sabtu (5/11/2010). Mereka mengaku bosan pindah-pindah dan memilih mengungsi ke wilayah Bantul.

Meski tubuhnya sudah bongkok dan usianya tak lagi muda, Mbah Parto dan warga lainnya harus rela berpindah-pindah dari tempat pengungsian ke tempat pengungsian lain. Sejak Merapi meletus kali pertama, Selasa (26/10/2010), warga di sekitar lereng merapi sudah berpindah tiga kali.

"Ini ketiga kalinya kami harus pindah tempat pengungsian. Karena bosan pindah, kami ngungsi ke Bintaran Kulon, Kecamatan Piyungan, Bantul,” kata Mbah Parto.

Si mbah yang sudah sejak kecil tinggal di sekitar kawasan wisata Kaliurang ini mengungkapkan, sejak letusan kali pertama 26 Oktober silam, dia dan sejumlah warga diungsikan di Pakem. Tapi, karena wilayah itu telah masuk kawasan merah, dan menjadi sasaran awan panas, mau tidak mau dia harus pindah ke Maguwoharjo.

Kini, bersama sekitar 60 warga kaliurang sudah mendapatkan tempat pengungsian mandiri yang dikelola Badawi, salah seorang anggota DPRD Bantul. Di sana mbah Parto bersama warga lainya menempati sebuah musala yang berada tepat di tengah dusun Bintaran Kulon.

Keputusan untuk pindah ke Bantul, lanjut Mbah Parto, lantaran kondisi pengungsian di Maguwo sudah terlalu sesak. "Untung ada pak DPR yang mau menampung. Kami tentram di sini, alhamdulilah," ujarnya.

Badawi mengungkapkan, awalnya ada yang memintanya agar bisa ditampung diterima di rumahnya. Tapi, karena tidak hanya satu keluarga, badawi kemudian menyiapkan Musala sebagai tempat warga kaliurang ini.

Berita Rekomendasi

"Jika tiap Kelurahan bisa menerapkan kearifan lokal seperti ini akan membantu mengurangi beban psikologi korban bencana Merapi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dusun Bintaran Kulon, Iriawan mengatakan, warga desa tidak terbebani dengan kedatangan pengungsi Merapi itu. Warga siap menampung hingga Merapi dinyatakan aman dan diperkenankan kembali ke desanya. "Nanti malam seluruh RT akan berkumpul untuk koordinasi agar semua kebutuhan pengungsi tercukupi," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas