Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

10 KK Korban Merapi Mengungsi ke Kraton

Sekitar 10 Kepala Keluaga korban Merapi dari Kecamatan Cangkringan memilih mengungsi ke Bangsal Pagongan, Kraton Yogyakarta.

Editor: Prawira
zoom-in 10 KK Korban Merapi Mengungsi ke Kraton
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
ANTRE MAKAN - Sejumlah pengungsi antri untuk mendapat jatah makan di barak pengungsian Dompol, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2010). Untuk setiap kali makan dapur umum PMI menyiapkan sebanyak kurang lebih 2.000 porsi makanan untuk pengungsi di barak tersebut. 
Laporan wartawan Tribunnews.com, Shanty Hapsari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pengungsi sporadis bertambah. Sekitar 10 Kepala Keluaga korban Merapi dari tiga desa, Kesongo, Duwet dan Mbubur, Kecamatan Cangkringan memilih mengungsi ke Bangsal Pagongan, kompleks Masjid Gedhe, Kraton Yogyakarta.

Mereka pindah dari lokasi pengungsian Stadion Maguwoharjo karena kondisi kurang nyaman. "Di Maguwoharjo sumpek, padahal ada balita juga, kami langsung ke sini, kebetulan ada yang bawa mobil pick up,"kata Rohniah (41), Senin (8/11/2010).  

Dia mengungsi ke Kraton bersama suami dan seorang anaknya yang masih kecil, sementara satu anaknya yang sudah dewasa bertahan di Stadion Maguwoharjo. Di Maguwoharjo, selain sumpek, fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) kurang memadai, karena stadion menampung ratusan ribu pengungsi, sementara MCK hanya terbatas.                                                                   

Sekitar 30-an warga, termasuk dua balita dan dua lansia mengungsi di bangsal yang biasa dipakai untuk tempat gamelan saat perayaan Sekaten itu.           

Karena tak ada koordinasi dan mengungsi sporadis, praktis mereka hanya mengandalkan bantuan logistik dan keperluan lain dari warga sekitar. Tak ada stok makanan, apalagi obat-obatan.                                           

"Hanya nunggu bantuan dari warga sekitar, jadi tak tentu. Atau kalau kebetulan ada relawan datang,ngikut untuk ambil logistik, biasanya ambil makanan ke posko pengungsian di UGM, tapi harus lewat relawan, nggak bisa ambil sendiri,"Susanto (20-an) yang biasa mengambilkan jatah makan untuk pengungsi di Bangsal Pagongan.                                               

Selain di Bangsal Pagongan, pengngsian sporadis juga terlihat di Masjid Margoyono yang ada di Kecamatan Kraton. Jumlah pengungsi dari berbagai desa dan kecamatan bahkan lebih banyak lagi, mencapai 200-an orang. Di masjid ini, pengungsi mendapatkan bantuan dari warga sekitar, berupa makanan, pakaian bekas dan obat-obatan ala kadarnya, juga relawan.                                      

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas