Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengungsi Merapi Dapat Layanan Pijat Gratis

Pengungsi korban letusan Gunung Merapi bisa sedikit terhibur. Mereka mendapat layanan pijat gratis dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Editor: Iwan Apriansyah
zoom-in Pengungsi Merapi Dapat Layanan Pijat Gratis
Tribunnews.com/Iman Suryanto
HIDUP DI PENGUNGSIAN - Sejumlah korban letusan Gunung Merapi tinggal di dalam tenda pengungsian di posko pengungsian Desa Kepu Harjo, Yogyakarta, Senin (1/11/2010). 
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pengungsi korban letusan Gunung Merapi bisa sedikit terhibur. Mereka yang ditampung di Gedung Olah Raga (GOR) mendapat layanan pijat gratis dari para mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Pelayanan pijat gratis tersebut untuk mengurangi rasa lelah pengungsi, kebanyakan dari mereka kekurangan istirahat, ada juga yang terpaksa harus berpindah-pindah tempat mengungsi hingga tiga kali, tentunya mereka sangat lelah," kata salah seorang relawan UNY, Prasetyawan, di Yogyakarta, Minggu (7/11/2010).

Prasetyawan yang juga mahasiswa Fakultas Olah Raga UNY mengatakan, dirinya dan sebanyak 40 temannya yang memberikan layanan pijat memang dibekali dengan mata kuliah memijat.
"Selain pengungsi, relawan juga mendapat giliran dipijat. Waktunya selang-seling dengan pengungsi, kemarin sudah relawan, hari ini giliran pengungsi," katanya.

Ia mengatakan, relawan, terutama yang bertugas dalam urusan angkat-mengangkat beban, juga perlu diberi pijatan untuk melemaskan otot-otot mereka yang telah bekerja keras. "Selain layanan pijat, mahasiswa jurusan lainnya juga memberi layanan seperti konsultasi psikologi, kesehatan, dan pendidikan," katanya.

GOR UNY menampung sekurangnya 900 pengungsi korban letusan Gunung Merapi. Penanganan pengungsi tersebut sebagian besar dilaksanakan oleh mahasiswa yang diliburkan sejak 5-13 November 2010.

Sebanyak 400 relawan yang sebagian besar merupakan mahasiswa UNY melayani para pengungsi tersebut mulai dari menyediakan makanan di dapur umum hingga konseling bagi anak-anak di pengungsian. (*)

Berita Rekomendasi
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas