Dua Relawan Ditelan Wedus Gembel saat Jaga Logistik Pengungsi
Hilangnya empat petugas Taruna Tanggap Bencana (TAGANA) asal DI Yogyakarta saat menunggui posko bantuan di Barak Pengungsian Glagaharjo
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN -- Hilangnya empat petugas Taruna Tanggap Bencana (TAGANA) asal DI Yogyakarta saat menunggui posko bantuan di Barak Pengungsian Glagaharjo akhirnya teridentifikasi. Dua dari empat anggota Tagana bersama tiga warga lainnya telah ditemukan Kopasus bersama tim evakuasi lainnya. Penemuan ini disambut antusias dan bahagia oleh rekan korban.
Yuri (30), sahabat sekaligus rekan korban dari Tagana DIY yakni Jupriyanto dan Supriyadi telah berhasil dikenali dan diidenfikasi oleh tim forensik RS Sardjito. Bagi Yuri kedua rekannya tersebut merupakan sosok yang sangat supel , luwes dan mudah bergaul dengan siapa saja dalam kesehariannya.
Bagi Yuri, perkenalan mereka bermula pada saat dilakukannya pelatihan dalam tim manajemen Tagana Propinsi DIY pada Januari tahun 2010. Dan dari situlah, Yuri , melihat sosok kedua korban yang supel dan cepat dalam melakukan adaptasi sehingga akrab dengan rekan-rekan lainnya meski baru dikenalnya.
”Mereka berdua orangnya suka guyon dan cepat akrab dengan anggota lainnya, bahkan sudah seperti keluarga,” jelas Yuri yang di hubungi Tribunnews melalui selulernya, Senin (8/11/2010).
Yuri juga menuturkan bahwa sebelum terjadinya erupsi dan letusan Gunung Merapi pada 26 Oktober lalu, mereka tengah mempersiapkan diri dalam melakukan Jambore Tagana tingkat Provinsi yang direncanakan akan di lakukan pada tangga 5-7 November 2010 ,namun nasib dan suratan takdir kiranya berkata lain.
”Sebelum Merapi meletus, mereka berdua bersama-sama rekan Tagana lainnya rela lembur hanya untuk mengerjakan maket penampungan bagi para pengungsi untuk dalam pameran jambore tersebut,” kenang Yuri.
Selain itu, sosok Jupriyanto juga sangat dikenal oleh pengungsi korban, yang saat ini masih tercatat sebagai pamong kelurahan Glagaharjo. Ia dipercaya untuk mengumpulkan masyarakat yang mau mengungsi. Mulai dari mengumpulkan warga di barak pengungsian sampai pemindahan ke kelurahan Glagaharjo.
Namun setelah Gunung Merapi meletus, keempat rekannya tersebut mendapatkan tugas sebagai pemindahan warga ke kelurahan dengan bertugas menjagai stok logistik di barak pengungsian dan di sanalah mereka dinyatakan hilang dan menemui ajalnya oleh sapuan awan panas (wedus gembel).
Hingga saat ini, setelah tujuh korban ditemukan , baru dua petugas Tagana yang telah berhasil di identifikas tersebut, sedangkan sisanya saat ini masih dilakukan identifikasi di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta, bersama beberapa korban lainnya yang belum di ketahui identitasnya.
“Kita akan terus mencoba melakukan pencarian dan akan masuk ke lokasi, sampai kami bisa menemukan teman kami dan korban lainnya” harapnya. (*)