Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sri Menangis Tak Bisa Bawa Pulang Jenazah Anaknya

Sri Rahayu, (38), warga Besalen, Glagaharjo, cangkringan itu, geregetan karena sampai saat ini belum bisa membawa pulang jenazah anaknya

Editor: Kisdiantoro
zoom-in Sri Menangis Tak Bisa Bawa Pulang Jenazah Anaknya
TRIBUNNEWS.COM/IMAN SURYANTO
Tangan kaku jenazah korban letusan merapi Jumat (5/11/2010) yang menyembul dari kantong jenazah di RS Sardjito. 
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Wilem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Sri Rahayu, (38), warga Besalen, Glagaharjo, cangkringan itu, geregetan karena sampai saat ini belum bisa membawa pulang jenazah anaknya bernama Aris Widiatmoko (19), yang menjadi korban tewas akibat sapuan awan panas Gunung Merapi. Padahal, liang makamnya itu sudah disiapkan sejak kemarin.

"Saya sudah lihat jenazahnya, Mas. Saya yakin memang itu betul-betul jenazah anak saya. Ini insting seorang ibu lho, Mas. Tapi, samapi saat ini saya belum bisa membawa jenazah anak saya untuk dimakamkan," kata Sri, saat ditemui di sekitar ruang Instalasi Kedokteran Forensik, RS DR. Sardjito, Yogyakarta.

Sri melanjutkan, saat mendengar kabar tersebut, ia dan keluarganya langsung mempersiapkan pemakaman anaknya di Merbah. Tepatnya di sebelah selatan Bandara Adi Sutjipto. Namun, jenazahnya tidak bisa diambil begitu saja.

Pasalnya, setiap pengambilan jenazah harus melewati prosedur yang sudah ditetapkan. Misalnya, mencocokkan keterangan fisik dari pihak keluarga dengan data yang dimiliki oleh tim Disaster Victim Identivication atau DVI.

Menurut ayah kandung Aris, Sriyono, (49), jenazah anaknya itu hingga saat ini belum bisa diambil lantaran sebelumnya terdapat perbedaan antara keterangan fisik yang disampaikan keluarga dengan data DVI. "Ada perbedaan keterangan keluarga dengan data DVI yaitu, pada gigi bagian bawah. Ciri paling kentara sebetulnya ada dibagian kaki. Aris waktu itu kan pernah dioperasi. Tapi kaki jenazah itu sudah putus, Mas," kata Sriyono.

Oleh sebab itu, Sri merasa bahwa dirinya dipersulit untuk membawa pulang jenazah anaknya itu. Namun, ia tetap berharap sekarang bisa bisa membawa pulang jenazah anaknya itu. "Permudahkanlah, ya Allah, supaya saya bisa mengambil jenazah anak saya," harap Sri yang juga anggota Tagana itu, dengan mata basah.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas