Mbah Rono Tiap Malam Sulit Tidur
Setiap malam, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengaku mengalami kesulitan tidur nyenyak.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Setiap malam, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengaku mengalami kesulitan tidur nyenyak.
Matanya selalu terjaga. Tak jarang, lewat tengah malam, ia masih saja mengangkat telepon wartawan yang menginginkan informasi terkini mengenai aktivitas gunung.
"Pak Surono pernah bilang sama saya, kalau dia susah sekali tidur nyenyak. Paling cepat, dia tidur jam satu malam," kata Jono, sopir yang mendampingi Surono selama sepuluh hari di Yogyakarta, Sabtu, (13/11/2010), saat bincang-bincang di halaman parkir kantor BPPTK, Yogyakarta.
Kebiasaan Surono itu ternyata sudah berlangsung lama. Bahkan, ia susah tidur nyenyak bukan hanya saat bencana. Dalam kondisi normal sekalipun matanya tetap terjaga. Mungkin, hal itu menjadi konsekwensi pekerjaannya.
Sebagai Kepala PVMBG Surono memiliki tanggung jawab besar terkait aktivitas gunung api di Indonesia. Karena posisinya itu, ia merupakan satu-satunya orang yang berhak menentukan status bahaya atau tidaknya sebuah gunung.
Keputusannya itu tentu saja sangat penting untuk keselamatan penduduk di sekitar lereng gunung. Presiden pun ikut manggut-manggut dengan keputusannya itu.
Oleh sebab itu, Surono nyaris tidak memedulikan urusan pribadinya. Hidupnya seolah-olah didedikasikan untuk pekerjaannya. Bahkan, tidak jarang, ia sampai lupa makan. Makanya, anak buahnya acap kali mengingatkannya untuk mengisi perutnya dengan makanan. Bayangkan saja, berangkat kerja pagi, pulang dini hari.
Kendati pekerjaannya, menuntut hampir seluruh waktunya, Surono tidak pernah mengeluh. Selama ada kopi hitam yang kental dan rokok kretek, ia tetap bekerja. "Fisiknya sangat kuat. Kalau mendampingi pak Surono harus siap nggak tidur-tidur," kata Jono senyum.
Makanya, sejumlah wartawan pernah mengomentari wajah Surono yang kusut. Matanya kelihatan sayu. Tetapi hal itu sama sekali tidak mempengaruhi konsentrasinya. Satu per satu ia menjawab pertanyaan wartawan.
Menurut Jono, Surono sangat terbuka. Orangnya enggan menutupi informasi apapun kepada wartawan terkait aktivitas gunung. Malahan, ia bersedia, meladeni pertanyaan wartawan kapan saja.
"Kalau wartawan cari informasi dari yang lain, dia takut informasinya malah salah. Makanya, dia merasa harus terus meladeni pertanyaan para wartawan. Beliau selalu mengedepankan informasi," terang Jono.