Kenangan Br Yan tentang Letusan Merapi
Gunung Merapi bagi Bruder Yanuar Husada SSCC menyimpan kenangan tersendiri.
Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG -- Gunung Merapi bagi Bruder Yanuar Husada SSCC menyimpan kenangan tersendiri. "Feeling" Br Yan bahwa akan terjadi puncak letusan dahsyat antara tanggal 4 - 5 November 2010 sekitar tengah malam pun ternyata terjadi, walau sesungguhnya tidak kita inginkan. Bahkan, akhirnya radius daerah rawan pun diundurkan sampai dengan 20 km sebagaimana disampaikan Br Yan.
"Feeling" itu disosialisasikan melalui www.tribunnews.com tanggal 2 November 2010 dan edisi cetak Harian Pagi Bangka Pos dan Pos Belitung tanggal 3 November 2010 dan dengan cepat dikutip oleh berbagai situs maupun layanan pesan pendek (SMS) ke multipenjuru sehingga membuat saudara-saudara di sekitar Merapi waspada pada saat itu.
Saat menyampaikan "feeling"nya itu pada tanggal 2 November 2010, Br Yan dengan sangat hati-hati berkata; "Saya akan sangat bersalah kalau tidak menyampaikan hal ini, walau saya harus harus menanggung malu kalau itu tidak terjadi. Di sana ada ribuan penduduk yang harus diungsikan."
Atas ketepatan 'feeling' itu, walau bangsa ini sedih karena ada korban meninggal, namun banyak orang dan pihak berterima-kasih kepada Br Yan karena informasi itu membuat masyarakat waspada dan terhindar dari bencana. Ketika kita search google dengan kata kunci Bruder Yanuar Husada, maka akan keluar sedikitnya 20 halaman alamat-alamat situs atau sedikitnya 400 situs yang memuat seputar "feeling" Br Yan tersebut, termasuk sedikit komentator yang berpandangan berbeda.
Banyak jurnalis yang ingin melakukan wawancara langsung dengan Br Yan mengenai kronologi munculnya "feeling" tersebut sehingga Br Yan secara pasti tahu kapan Merapi mencapai puncak letusan yang akhirnya menjadi kenyataan itu. Berikut penjelasan Br Yan yang dikenal berkarya pada Pengobatan Komplementer itu kepada Bangka Pos Group:
"Tanggal 8 Agustus 2010 hingga 26 Oktober 2010 saya berlibur di Negeri Belanda. Sekitar dua minggu terakhir menjelang masa liburan saya selesai di sana, hati kecil saya merasa bahwa saya ada tugas di Jawa Tengah sesudah liburan ini. Saya cari di mana-mana, bahkan melalui sistem radiastesi tetapi tidak mendapat kepastian. Saya tenang karena tahu nanti kalau waktunya tiba akan mendapatkan jawaban," ungkap Br Yan kepada Bangka Pos Group, Jumat (19/11/2010) malam. (*)