Sakit pun Pak Guru Anggono Datangi Sidang Rakyat
Anggono (56), guru SMA Bopkri 1 Yogyakarta, sedang memarkir motornya di pinggir alun-alun utara, Yogyakarta, Senin (13/12/2010) siang
Editor: Prawira
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Anggono (56), guru SMA Bopkri 1 Yogyakarta, sedang memarkir motornya di pinggir alun-alun utara, Yogyakarta, Senin (13/12/2010) siang. Meski sedang sakit, ia tetap bersemangat bergabung dengan ribuan warga lain untuk massa untuk mendukung penetapan Sultan sebagai Gubernur DIY.
Memakai baju dan celana cokelat khas guru, Anggono berjalan di tengah keramaian Jalan Malioboro bersama empat rekan seprofesinya. "Kami tidak mengajak siswa karena masih ada agenda remidi di sekolah," katanya.
Padatnya kerumunan massa membuatnya harus berjalan sangat perlahan. Setelah setengah jam berjalan, guru sosiologi ini sampai juga di halaman DPRD. Meski kawasan itu telah dipenuhi massa, ia terlihat berusaha merangsek.
Namun, karena Anggono mengaku sedang tidak enak badan, ia tidak meneruskan upayanya merangsek ke barisan terdepan. Ia memilih tempat di depan hotel Inna Garuda. "Kepala saya pusing. saya di sini saja" ujarnya.
Dari sana, Anggono sempat mendengarkan orasi Gusti Prabukusumo yang juga Ketua Komite Pendidikan di sekolah tempatnya mengabdi. "Kami sangat mendukung penetapan!" kata Anggono yang disambut anggukan kepala rekan gurunya.
Selain terdorong untuk mendukung penerapan, beberapa guru itu juga untuk mengawal muridnya. "Saya mengajak 10 siswa yang memang aktif berorganisasi. Mereka juga pandai-pandai, jadi tidak terhalang remidi," ujar Paulus (44), rekan Anggono, guru seni dan budaya. Ia juga menambahkan,
Hal yang sama juga dilakukan Frater Tama, Sub Pamong siswa SMA Kolese de Britto. Ia datang mendampingi 350 siswanya ke DPRD. "Hari ini kegiatan belajar mengajar dialihkan untuk aksi ini," ujarnya.