Seluruh Sulawesi Utara Rasakan Dampak Erupsi Soputan
Semburan abu Gunung Soputan mengakibatkan jalur Pangu dan Kelatin, Minahasa Tenggara (Mitra) terputus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, RATAHAN - Semburan abu Gunung Soputan mengakibatkan jalur Pangu dan Kelatin, Minahasa Tenggara (Mitra) terputus, Minggu (3/7/2011). Kabupaten Mitra juga menjadi wilayah terparah semburan abu vulkanik itu.
"Paling parah adalah dua titik di Minahasa Tenggara yaitu Pangu dan Kalatin," ujar Kapolres
Minsel AKBP FX Surya Kumara. Gunung Soputan berada di perbatasan Minahasa Tenggara dan Minahasa Selatan. Akibat letusan, kondisi Desa Pangu, Kecamatan Ratahan seperti usai diterjang banjir bandang.
Sejumlah ruas jalan terputus, termasuk jalur Noongan ke Pangu. Hingga kemarin siang, lokasi itu masih tertutup longsoran. Sehingga warga yang ingin ke Pangu harys memutar lewat Desa Atep lanjut ke Desa Wongaki, dan masuk ke Desa Pangu. Pantauan di lokasi, warga terlihat sibuk membersihkan perkakas rumah tangganya.
Ketebalan abu di sejumlah lokasi berkisar 2-5 sentimeter. Akibat terputusanya jalur itu, warga terpaksa menunda jadwal kegiatannya. Vikaris Stella Suak dari KGPM Pniel Belang semisal, dia terpaksa gagal menggelar ibadah bersama di KGPM Solagratia Kiawa karena jemputan dari jemaat Minahasa balik kanan di Gunung Putung.
"Jemaat yang rencananya akan menjemput saya di Belang untuk ibadah bersama di Kiawa Minahasa tak bisa tembus gunung potong, mungkin siang nanti baru jalanan normal," jelasnya.
Kini satu-satunya akse ke Mitra hanya lewat Langowan, Minahasa dan Amurang, Minsel.
Namun kondisi jalannya juga penuh dengan longsoran kayu tumbang berabu. Kendati demikian, Langowan juga terkena debu, meskipun wilayah terparah di Langowan Barat. Desa Noongan yang paling parah. Di sini ketebalan debu mencapai 5 sentimeter. Sehingga sejauh mata memandang debu menutupi semua dedaunan, jalan, atap rumah dan lokasi terbuka lainnya.
Camat Langowan Barat, Anita Rorong mengatakan, dirinya telah memantau kondisi desa itu.
"Kelihatannya, semakin mendekati wilayah Minahasa Tenggara, ketebalan debu dari Gunung Soputan semakin meninggi," ujarnya. Berdasarkan data BPBD Minahasa, 22 kecamatan yang ada melaporkan terkena semburan abu letusan.
Di sejumlah tempat lainnya, termasuk di Tompaso dilaporkan terjadi semburan pasir. Selain Kabupaten Minahasa, Mitra dan Minsel, semburan abu letusan juga menerjang Minahasa Utara. Warga dapat merasakan ketika berada di ruang terbuka.
"Memang ada, tapi tidak terlalu tebal, cuma kalau di motor sangat terasa perih terkena debu," kata Silvana, warga Airmadidi, Minut.
Lontaran debu juga terasa di Bitung. Sri Yuriza warga Pinokalan mengaku dirinya merasakan adanya abu saat keluar rumah pukul 10.00 Wita.
"Saya sapu lantai halaman rumah tapi selang lama kemudian kenapa kotor lagi," katanya. Begitu juga pengakuan Yuyun, warga Girian Bawah.
Di Minsel, wilayah terparah di Desa KM 3 Amurang. Bahkan, sejumlah warga menunda membuat dodol karena letusan itu. Minsel beberapa hari terakhir sibuk menyambut perayaan pengucapan syukur, yakni pesta habis panen. Yul Pasla, warga desa Kapitu Kecamatan Amurang Barat kabupaten Minahasa Selatan mengaku menunda rencananya membuat dodol.
"Yah, kalau banyak debu begini belum bisa buat dodol," keluh Yul.
Yul kecewa karena rencananya hari Minggu ini (3/7/2011) dia sudah berencana mengolah dodol untuk acara pengucapan syukur.
"Rencana diolah hari ini tapi batal karena gunung meletus," ujarnya.
Semburan abu juga terpantau di wilayah Pasi, Kabupaten Bolmong. Bahkan, debu mencapai wilayah Kotamobagu.
Iwan, warga Desa Otam, Kecamatan Pasi mengatakan debu sedikit tebal tampak menempel di atap mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
"Memang tidak terlalu tebal, tapi sangat terlihat. Apalagi, kalau disapu oleh tangan. Tadi pagi-pagi tidak demikian," katanya.