TRIBUNNEWS.COM, CISARUA - Aap (41) tak menyangka, Aisyah (32), teman duetnya menjadi pelayan baso setahun belakangan menjadi salah satu korban bus Karunia Bakti jurusan Garut-Jakarta pada Jumat (11/2/2012) kemarin. Saat ditemukan, Aisyah masih bernapas dan nyawanya hilang ketika dibawa ke RS Paru.

Ditemui semalam, Aap bercerita waktu itu sudah melayani empat pembeli yang memesan bakso. "Bakso sudah tinggal dimakan. Lalu saya tinggal karena shalat Magrib. Di situ bu Aisyah yang menggantikan," ujarnya menceritakan kronologis kejadian.

Sebentar ditinggal Aap ke mushala, Aisyah belanja di Indomaret, lalu kembali ke gerobak baksonya. Tiba-tiba, di mushala Aap mendengar suara keras seperti tubrukan dua benda. Aap lari dari mushala dan menemukan kedai baksonya rata dengan tanah.

Kondisi bus Karunia Bhakti sudah tersungkur ke dalam Vila Saelendra milik Pemprov Sumatera Selatan. Di tengah situasi seperti itu, pikiran Aap hanya satu, mencari temannya Aisyah yang sudah bekerja setahun menjadi pelayan bakso milik orang.

"Saya terus panggil namanya. Akhirnya saya menemukan Bu Aisyah ada di belakang mesin mobil. Saya sudah enggak ingat berapa orang yang saya injak waktu itu, karena posisinya sama seperti Aisyah. Terus Aisyah saya bawa keluar," ujar Aap.

Saat ditemukan, kepala Aisyah berdarah, dan langsung diusapnya. Karena kondisinya berdarah di bagian kepala, Aap tak kuat melihat, dan meminta temannya mengevakuasi Aisyah ke rumah sakit terdekat. Setelah evakuasi yang dilakukan Aap, warga terjun menolong.

Salah satu dari empat pembeli bakso yang meninggal adalah Lili Tifah, warga Ciledug, Tangerang. Dia adalah karyawan Arsip Nasional. Kebetulan dia ada rapat kerja di Hotel Amarsa. Ia datang ke tukang bakso bersama tiga temannya menggunakan mobil Suzuki APV B 1468 WQ. (*)