Sopir Karunia Bhakti Loncat karena Takut Dikeroyok Massa
Sopir bus Kurnia Bhakti, Lukman Iskandar (43) mengaku loncat dari kendaraan karena khawatir dikeroyok massa.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anwar Sadat Guna

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, CIBINONG - Sopir bus Kurnia Bhakti, Lukman Iskandar (43) mengaku loncat dari kendaraan karena khawatir dikeroyok massa.
Ia nekat loncat dari bus saat kendaraan itu menabrak warung bakso di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/2/2012).
"Ia takut dikeroyok massa, maka nekat keluar (loncat), tetapi ia bertanggung jawab dengan menyerahkan diri ke Polsek Garut," kata paman Lukman, Rusli Hanafi (60) ketika ditemui di Mapolres Bogor, Cibinong, Minggu (12/2/2012).
Rusli mengatakan, keponakannya itu terus mencoba mengendalikan bus yang mengangkut penumpang dari Garut ke Jakarta.
Namun, rem blong serta posisi jalanan turunan terjam membuat ayah tiga anak itu kesulitan mengendalikan laju bus.
"Ia terus berdoa agar tidak terjadi korban jiwa. Ia terus memegang setir," kata Rusli.
Setelah loncat dari bus Kurnia Bhakti, Lukman langsung menyelamatkan diri menuju tempat tinggalnya di Garut. Di sana ia bertemu dengan anak dan istrinya.
Lukman kemudian menyesali perbuatannya. Ia lalu menyerahkan diri ke Polsek Garut untuk menjalani proses hukum. "Saat menyerahkan diri, ia menyesal atas peristiwa itu," ujarnya.
Sebelumnya, kepolisian menetapkan Lukman Iskandar (43) selaku sopir bus Karunia Bakti sebagai tersangka atas kecelakaan lalu lintas di Pasar Cisarua Atas, Puncak, Bogor, pada Jumat (10/2/2012) kemarin.
Lukman disangkakan melanggar pasal 310 UU Nomor 35 Tahun 2009.
Polisi mengenakan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Lukman, karena diduga lalai saat mengemudikan busnya yang mengakibatkan kecelakaan dan hilangnya 14 nyawa.