Pete-Pete Terancam Tak Beroperasi
Pengusaha angkutan kota atau pete-pete di Makassar mengeluhkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Laporan Wartawan Tribun Timur Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Pengusaha angkutan kota atau pete-pete di Makassar mengeluhkan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Jasa angkutan umum di sana terancam tak beroperasi, karena tak bisa menutupi biaya operasional. Kondisi ini membebani pengusaha angkutan di Makassar. Mereka pun meminta kenaikan harga BBM ditunda.
Data dari Dinas Perhubungan Makassar, sebanyak 4.113 pete-pete beroperasi di Makassar tahun ini. Petepete yang beroperasi pada 16 trayek tersebut dikelola oleh 17 perusahaan.
"Jika BBM dinaikkan dengan selisih Rp 1.500 atau Rp 2.000, penyesuaian (kenaikan) tarif pete-pete minimal 30 persen. Itu baru prediksi kami," kata Ketua DPC Organda Makassar Rahim Rustam, Rabu (7/3/2012).
Kenaikan harga BBM, lanjutnya, akan memengaruhi harga onderdil mobil. Pengusaha angkutan akan terlilit tingginya biaya operasional yang meliputi biaya pembelian bahan bakar dan onderdil.
"Tingginya harga BBM dan spare part (onderdil) mengancam kelangsungan operasional pete-pete," keluh Rahim.
Kenaikan tarif angkutan akan memengaruhi jumlah penumpang. Penumpang diperkirakan menurun jika tarif pete-pete terlalu tinggi.
Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar Sri Rahmi mengatakan, keluhan pengusaha angkutan merupakan efek domino dari rencana kenaikan harga BBM.
Politisi PKS mengharapkan pemerintah pusat mengaji lagi dampak kenaikan harga BBM terhadap pete-pete.
"Menaikkan harga seharusnya alternatif terakhir dari sekian banyak alternatif," ujar Rahmi yang juga pengamat kebijakan publik.
Tarif pete-pete belum pernah mengalami perubahan sejak 2005. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.