Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kilatan Cahaya di Kawah Lokon

Letusan Gunung Lokon, ternyata tak selamanya membawa dampak negatif bagi masyarakat Kota Tomohon

zoom-in Kilatan Cahaya di Kawah Lokon
tribun manado

TRIBUNNNEWS.COM, TOMOHON - Letusan Gunung Lokon, ternyata tak selamanya membawa dampak negatif bagi masyarakat Kota Tomohon. Justru, ketika gejala alam tersebut berulang kali terjadi, membawa banyak berkat bagi kemajuan daerah ini.

Seperti itulah penilaian Jimmy Eman, Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Tomohon, saat menyaksikan letusan Gunung Lokon, Selasa (24/4/2012) sekitar pukul 11.20 Wita.

Beberapa menit sebelum letusan Lokon terjadi, dia baru saja selesai menyampaikan sambutan pembukaan kegiatan pelatihan bagi dekorator bunga hias yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah di Hotel Happy Liste.

"Letusan Gunung Lokon menjadi berkat bagi Kota Tomohon, sebab yang dirasakan masyarakat lebih banyak adalah positifnya, ketimbang hal negatif," kata Eman.

Penilaian Eman tersebut cukup beralasan, sebab selama terjadi letusan sejak Lokon berstatus Siaga Juni 2011 lalu, Tomohon menjadi lebih terkenal di berbagai daerah Indonesia, bahkan hingga ke mancanegara. Tanah-tanah pun bertambah subur dengan keluarnya abu vulkanik dari dalam perut gunung, sehingga mampu memicu peningkatan produksi petani.

Saat terjadi letusan, Eman sendiri sempat terkejut, sebab tiba-tiba terdengar suara dentuman keras dan gemuruh yang menyebabkan bergetarnya rumah-rumah warga. Tak hanya itu, sempat terlihat kilatan cahaya seperti halilintar dari Kawah Tompaluan Gunung Lokon yang menjadi pusat aktivitas Gunung Lokon.

Abu vulkanik juga terlihat membumbung tinggi ke angkasa, kendati tak bisa diprediksi ketinggiannya akibat tertutup awan tebal.

Berita Rekomendasi

"Kendati tak membahayakan, tapi warga harus tetap waspada. Jangan sekali-sekali melakukan pendakian ke Gunung Lokon, karena dapat mengancam keselamatan warga," tegasnya, yang langsung bergegas melaksanakan rapat bersama Muspida.

Tanda-tanda akan terjadi letusan memang sudah terlihat sejak, Senin (23/4/2012) sore sekitar pukul 15.00 Wita, dimana gempa yang mengindikasikan adanya supply energi terus meningkat. Dimana hingga Selasa pagi, tercatat 180 kali gempa vulkanik dangkal dan 59 kali gempa vulkanik dalam, diikuti gempa tremor dengan amplitudo 0,55 milimeter secara terus menerus.

Naiknya aktivitas Gunung Lokon, memaksa Surono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung bergegas menuju Tomohon dari Jakarta, untuk memantau langsung aktivitas gunung.

"Sebenarnya hari ini (kemarin) saya ada rapat di Jakarta, tapi karena kondisi mengkhawatirkan dengan naiknya aktifitas, maka saya putuskan langsung kemari. Ternyata betul, baru 5 menit saya duduk di Pos Pemantau, Lokon sudah meletus," katanya sambil tersenyum.

Kendati sempat membuat panik warga, namun letusan tersebut tak sampai menyebabkan terjadinya pengungsian. Menurut Surono, pengungsian tak perlu dilakukan sebab eskalasi ancaman sudah menurun. "Tidak perlu ada pengungsian, sebab status masih tetap Siaga, kecuali jika dinaikkan ke awas," terangnya.

Ia meminta warga tetap waspada, sebab karakter Lokon kini mengalami perubahan dimana didahului dengan gempa yang banyak terlebih dahulu kemudian diikuti letusan.

"Kalau dulu letusan Lokon mudah diprediksi, jika sudah ada gempa banyak pasti terjadi letusan, dan akan berhenti atau stabil lagi dalam jangka waktu lama, kini tidak lagi. Inilah kepastian alam, yang adalah ketidakpastian bagi dia sendiri," tutur Surono, sembari meminta warga tidak beraktivitas dalam radius bahaya 2,5 kilometer.

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas