Polisi Belum Dapat Redam Konflik di Mimika
Kepolisian hingga saat ini belum mampu mendamaikan dua kelompok masyarakat yang bertikai di Kwamki Narama, Mimika, Papua yang sudah
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian hingga saat ini belum mampu mendamaikan dua kelompok masyarakat yang bertikai di Kwamki Narama, Mimika, Papua yang sudah berlangsung hampir satu bulan ini.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar menjelaskan saat ini kepolisian masih berupaya bekerjasama dengan tokoh adat, masyarakat, untuk mengatasi konflik antar warga di Kwamki lama, Mimika.
"Saat ini dilakukan pertemuan tokoh adat dan masyarakat untuk mengelimir konflik," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (22/6/2012).
Sampai kemarin pihak kepolisian sudah meminta keterangan terhadap 30 orang saksi dan yang ditahan serta statusnya telah dinyatakan sebagai tersangka oleh penyidik ada 25 orang.
"Jadi dari masing-masing pihak telah dilakukan penahanan terhadap warga yang terlibat langsung dilapangan," ucap Boy.
Penahanan tersebut dilakukan polisi dalam rangka mengatasi potensi konflik dan mengurangi ketegangan di Kwanki Lama yang diakibatkan adanya provokasi setelah terjadinya kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa orang salah satu kelompok masyarakat.
"Kami mengimbau saudara-saudara kita yang ada di Mimika, khusunya Kwamki Lama, kelompok atas dan bawah yang masih bertikai, kita imbau menghentikan kekerasan yang terjadi. Kita tidak menginginkan adanya korban-korban akibat persitiwa ini. Kami imbau tidak melanjutkan kegiatan yang mengarah pada perkelahian," imbau Boy.
Seperti diketahui kejadian bentrok massa di Mimika berawal dari terjadinya kecelakaan lalu lintas pada 20 Mei 2012 di sebuah jalan.
Saat itu Roni yang membonceng Mike yang merupakan warga kelompok atas menabrak motor Oni seorang warga kelompok bawah yang telah terparkir di pinggir Jalan.
Akibat kecelakaan tersebut Roni meninggal dunia. Entah siapa yang memprovokasi, akhirnya timbul isu yang mengatakan bahwa Roni tewas dibunuh kelompok bawah, wal hasil pertikaian pun tidak terelakan.
Kerusuhan pun tidak dapat terelakan dan mengakibat korban meninggal dunia, kerusuhan berlanjut pada 3 Juni 2012, kemudian lanjut kembali tanggal 5 dan 6 Juni 2012 sampai akhirnya pertikaiaan pun diselesaikan secara adat ditandai dengan acara bakar batu.
Tetapi hal tersebut pun belum mampu menyelesaikan pertikaian dua kelompok masyarakat tersebut. Pada 13 Juni 2012 bentrokan kembali pecah dimana dua kelompok massa saling serang dengan panah dan berlanjut pada 15 Juni 2012.
Tidak lama setelah itu, pada 16 Juni 2012 giliran anggota kelompok bawah mengalami kecalakaan lalu lintas dan pihak rumah sakit pun membawanya ke rumah duka. Tapi justru kembali beredar isu bahwa korban kecelakaan dari kelompok bawah tersebut dibunuh kelompok atas.
Pertikaian pun tak dapat terelakan dan akhirnya pada 18 Juni 2012 kerusuhan pun kembali pecah sampai akhirnya diselesaikan kembali secara adat dengan ditandai upacara pembakaran jenazah.
Baca Juga: