Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pidie Seperti Sedang Perang

Suara-suara yang ditimbulkan dari mercon dan bom karbit yang berdentum keras memekakkan telinga itu seakan saling sahut-menyahut

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Pidie Seperti Sedang Perang
SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR
Peserta pawai obor memeriahkan malam takbiran Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriah di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (18/8/2012). 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Halim El Bambi


TRIBUNNEWS.COM, PIDIE
- Dentuman suara mercon dan bom karbit terus membahana dalam suasana perayaan Idul Fitri 1433 Hijriah di sejumlah gampong dalam Kecamatan Peukan Baro, Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Minggu (19/8/2012).

Suara-suara yang ditimbulkan dari mercon dan bom karbit yang berdentum keras memekakkan telinga itu seakan saling sahut-menyahut dan dikesankan seperti ajang perang.

Baik pemuda di Kemukiman Krueng Seumideun maupun pemuda dari Gampong Ulee Cot Seupeng (masih satu mukim, hanya dipisahkan oleh persawahan) sejak usai salat isya sudah mulai melancarkan "perang" sengit. Pemuda Krueng Seumiden meledakkan bom karbit sedangkan pemuda Ulee Cot Seupeng melancarkan "balasan" dengan meledakkan suara mercon yang memekakkan telinga.

Akibat suara yang ditimbulkan dari bom karbit dan mercon ini, membuat suasana malam lebaran pertama berubah menjadi ajang perang seperti dalam film-film Perang Dunia II.

Gampong-gampong lain dari kemukiman Bambi dan Indrajaya yang "terprovokasi" tak mau ketinggalan dan ikut melancarkan balasan suara bom karbit sehingga suasana lebaran di Pidie benar-benar sudah berubah dari suara takbir menjadi suara dentuman karbit atau mercon.

Suasana seperti ini sedikit kontroversial, sebab ketika Serambinews.com (Tribun Network) tanyakan kepada warga bahwa aktivitas meledakkan bom karbit atau mercon adalah sebuah tradisi untuk menunjukkan agar suasana lebaran tampak meriah dan gegap-gempita.

Berita Rekomendasi

"Setahun sekali gak masalah, kan tidak selamanya, lagian hanya saat hari raya saja," ujar seorang warga Seupeng yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Sementara itu, suara yang ditimbulkan dari bom karbit maupun mercon telah membuat kenyamanan warga terganggu meski dalihnya adalah untuk menyemarakkan suasana lebaran.

"Suara mercon itu sering membuat bayi saya terkejut dan menangis, memang sangat mengganggu tapi ya apa boleh buat, mereka maunya yang sadar kalau suara mercon itu bisa membuat warga tidak nyaman," sesal Yusra, seorang warga Sepeng kepada Serambinews.com.

Hingga Minggu malam WIB, bom-bom karbit terus meledak sahut-sahutan. Efek yang ditimbulkan dari ledakan dahsyat karbit bisa membuat kaca jendela bergetar, ibarat sebuah rumah sedang digoyang gempa bumi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas