Peringatan Hari Anti Korupsi di Makassar Berujung Bentrok
diwarnai bentrok antara aparat dan demonstran.
Editor: Rachmat Hidayat
Unjuk rasa sekaitan dengan peringatan Hari Hak Azasi Manusia dan Antikorupsi diwarnai vandalisme atau perusakan terhadap fasilitas umum dan lalu lintas.
Kepala Dinas Perhubungan, Chairul Andi Tau mengatakan, pendataan dilakukan, Selasa (11/12) atau sehari pascaunjuk rasa. "Hari ini (Senin) belum bisa karena staf takut keluar, nanti ada pendemo yang menyanderanya," ujar mantan Camat Tamalate ini.
Dinas perhubungan belum mengetahui jumlah sementara kerusakan. Namun, Chairul memprediksikan jumlah yang banyak dan kerugian dapat mencapai ratusan juta rupiah. Perusakan sarana lalu lintas rawan menyebabkan kecelakaan
Bentrok terjadi karena aparat berusaha membuka blokade jalan, untuk memperlancar lalulintas. Sebaliknya, mahasiswa bertahan dengan tuntutan mereka.
Titik aksi terjadi di depan kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Jl Sultan Alauddin, Makassar, sekitar pukul 11.00 wita, depan kampus UNM Jl AP Pettarani, dan Jl Perintis Kemerdekaan, depan pintu I Unhas.
Aksi anarkis di rumah makan cepat saji, Jl Sultan Alauddin, tidak luput dari lemparan batu. Unjuk rasa anarkis juga terjadi di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, sekitar pukul 11.30 wita.
Sekitar pukul 12.30 Wita. Aksi anarkis juga terjadi di Jl Andi Pangerang Pettarani, dimana gabungan mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT), terlibat bentrok dengan warga sekitar. Bentrokan diduga terjadi lantaran warga merasa tidak nyaman dengan tindakan mahasiswa yang melaukan penutupan ruas jalan.
Sementara sekitar pukul 13.00 Wita, bentrokan terjadi di Jl Bawakaraeng, depan kampus Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI), bentrokan terjadi lantaran pihak pihak kampus tidak merespon aspirasi mahasiswa yang menyuarakan hari hak asasi manusia (HAH), sehingga memblokade ruas jalan, akbibatnya aksi pun berakhir bentrok.
Aksi bentrokan juga terjadi di depan Kantor Gubernur Sulsel, sekitar pukul 14.00 Wita. Mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar terlibat aksi saling lempar dengan Satpol PP dan staff pegawai Pemprov Sulsel.
Bentrok berawal saat mahasiswa menggelar aksi di depan pintu gerbang kantor Pemprov Sulsel. Mereka meminta ketemu dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, guna menyampaikan tuntutan mereka terkait kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos).
Bentrokan anatara petugas kepolisian dengan para pendemo paling lama di depan Kampus Universitas 45 Makassar, yakni dari sekitar pukul 14.00 hingga dengan pukul 18.00 Wita. Para pendemo melempar anggota kepolisian dari pasukan Anti Huru-hara Polda Sulsel. Tidak terima pasukan elit Polda Sulsel ini, membalas lemparan batu dengan menembakkan gas air mata.
Nining (39) salah seorang rarga Jl Urip Sumiharjo II, kepada Tribun mengeluhkan unjuk rasa yang dilakukan mahasiswa, menurutnya seharusnya sebagai mahasiswa intelektul tindak bertindak anarki sampai-sampai memblokade ruas jalan karena dapat mengganggu orang banyak. "Gara-gara mahasiswa demo saya harus jalan kaki dari Tello hingga ke sini (Fly Over)," katanya.