Para Calon Tawarkan SMA/SMK Gratis
Isu pendidikan menjadi salah satu jualan para calon gubernur-calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Jabar.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG--Isu pendidikan menjadi salah satu jualan para calon gubernur-calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Jabar.
Rata-rata pendidikan gratis hingga tingkat SMA/SMK menjadi tawaran yang disampaikan para kandidat. Pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, misalnya, berjanji akan menggratiskan biaya sekolah di SMA/SMK se-Jawa Barat secara bertahap.
"Jika Kang Aher diberi amanah kembali menjadi gubernur, kami akan mencoba menggratiskan biaya sekolah di SMA/SMK di Jawa Barat secara bertahap," kata Ketua Tims Sukses Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar, Imam Budi di Bandung, Kamis (24/1).
Menurut Budi, bertahap itu artinya yang diprioritaskan lebih dulu adalah bagi siswa SMA/SMK yang berasal dari keluarga miskin. Jika anggarannya sudah memadai kata Budi, bukan tidak mungkin biaya sekolah seluruh SMA/SMK di Jawa Barat bisa digratiskan.
Selain SMA/SMK gratis kata Imam, mereka juga akan terus membangun ruang kelas baru (RKB) yang layak bagi para murid sekolah dasar dan siswa sekolah menengah.
"RKB akan terus dibangun, beasiswa bagi siswa cerdas dan berprestasi akan terus diberikan," ujar Imam.
Cawagub dari PDIP Teten Masduki mengatakan, sekolah gratis untuk SMA/SMK di Jawa Barat sangat dimungkinkan. Namun untuk merealisasikan hal itu anggarannya jangan sampai bocor.
"Saya kira SMA/SMK gratis dimungkinkan dengan anggaran yang kita miliki. Namun menurut saya yang paling utama adalah kita harus menyetop anak yang putus sekolah. Jadi jangan sampai ada anak di Jawa Barat yang tidak sekolah, minimal harus lulus SMA/SMK," ujar Teten.
Untuk dunia pendidikan di Jawa Barat kata Teten, yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah di daerah-daerah. Jangan sampai perguruan tinggi atau universitas ternama di Jawa Barat hanya dihuni oleh siswa yang berasal dari kota besar.
"Sekarang ini kebanyakan yang kuliah di ITB itu, kalau nggak anak orang kaya, dia berasal dari kota. Jarang sekali anak kampung yang miskin bisa sekolah di ITB," kata Teten.
Untuk itu kata Teten, perlu ada revolusi pendidikan yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak yang tinggal di kampung-kampung. "Tenaga pendidik juga kualitasnya harus ditingkatkan agar siswanya bisa bersaing," ujar Teten.
Cagub dari jalur perseorangan Dikdik Muliana Arief Mansur mengatakan, ia tidak berani berjanji untuk menggratiskan biaya SMA/SMK. Meski begitu kata Dikdik, hal itu dimungkinkan jika ada celah anggaran yang bisa digunakan.
"Kalau ada celah anggarannya saya kira bisa. Tapi masalahnya kan pendapatan daerahnya juga belum bisa maksimal. Retribusi parkir, misalnya, uangnya kan banyak yang bocor. Kalau kebocoran bisa diatasi, saya kira SMA/SMK gratis bisa," ujar Dikdik.
Menurut Dikdik, pendidikan harus dilihat sebagai investasi masa depan. Pendidikan kata Dikdik, harus membentuk karakter yang bertakwa, cerdas, dan terampil. Untuk itu kata Dikdik, manajemen, kurikulum, dan biaya pendidikan harus dikaji ulang agar mampu menciptakan manusia yang paripurna.
Sementara itu Ketua Tim Sukses Pasangan Dede-Lex, Didin Supriadin ketika dihubungi melalui ponselnya kemarin, tidak diangkat. Begitupun Ketua Tim Sukses Pasangan Yance-Tatang yang juga Sekretaris DPD Partai Golkar Jabar. M Qodrat Iswara saat dihubungi melalui ponselnya kemarin juga tidak diangkat.