Massa Bayaran Mulai Hiasi Pemilukada Sumsel
Situasi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah Sumatera Selatan mulai memanas.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situasi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) Sumatera Selatan mulai memanas. Berbagai cara dilakukan para kandidat maupun kubu kanditan calon untuk merebut hati masyarakat. Hal itu pun, tidak luput dari cara-cara kotor atau terbilang hitam, untuk menjatuhkan lawan politik.
Massa bayaran pun ikut mewarnai perhelatan perebutan kursi nomor satu di Sumatera Selatan tersebut.
Hal ini terungkap saat aksi unjuk rasa puluhan massa yang tergabung dalam Komando Masyarakat dan Pemuda Sumsel (KOMPASS) di gedung KPK, Senin (28/1/2013) yang menuntut Gubernur Sumsel H. Alex Noerdin diperiksa KPK atas kasus korupsi.
Penelusuran Tribunnews.com, ratusan massa ini ternyata bukan warga Sumsel sesuai nama organisasinya, melainkan massa bayaran yang didatangkan dari Jakarta sendiri.
Ironisnya, salah satu orator salah menyebutkan jabatan H. Alex Noerdin sebelum menjabat Gubernur Sumsel. Orator itu malah menyebut H. Alex Noerdin mantan Bupati Banyuasin. Padahal yang sebenarnya Musi Banyuasin.
Seorang peserta aksi ditemui Tribunnews.com, Sulaiman warga Kampung Melayu mengaku, dirinya tidak tahu isu yang disuarakan.
Sebab, dirinya hanya diajak teman-temannya untuk ikut berdemo di KPK. "Yang penting ikut aja, mau soal apa terserah," ujarnya kepada Tribun di Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Dia mengaku, dijanjikan uang sebesar Rp100 ribu jika terlibat dalam demo itu. Namun, uang bayaran itu akan diberikan usai berdemo dan sekembali ke Kampung Melayu. "Lumayan dapat cepek (seratus ribu rupiah), siapa yang mau ngasih jaman gini," terangnya.
Pernyataan yang sama juga diungkapkan Arina, satu kampung dengan Sulaiman. Ibu rumah tangga ini juga mengaku diajak berdemo. Meski bukan warga Sumsel, dirinya mengambil sikap masa bodoh. Yang penting terima bayaran sesuai perjanjian. "Lumayanlah, daripada nganggur di rumah," kata dia di lokasi yang sama.
Ketika ditanya siapa yang membayar, Ibu Arina mengatakan, "Gak ngerti saya juga, cuma katanya orangnya dari Musirawas, deket Palembang juga."
Hingga berita ini diunduh, Tribun belum berhasil mengkonfirmasi ke Kordinator Aksi, Ogi. Demikian juga belum dapat mengkonfirmasi hal tersebut kepada Alex Noerdin.
Baca juga;